Portia Fischer, Si Cantik Bintang Timnas Wanita Indonesia

Portia Fischer, Si Cantik Bintang Timnas Wanita Indonesia
Portia Louise Fischer. Foto/VIVA.co.id/Sadam Maulana (Palembang)

Riauaktual.com - Keberadaan pemain blasteran di tim nasional Indonesia sudah tidak asing lagi. Sejak diperkuat Irfan Bachdim di Piala AFF 2010, timnas Garuda seakan tidak lagi alergi untuk menaturalisasi pemain.

Setelah Irfan Bachdim, pemain yang memiliki garis keturunan Indonesia-Belanda antara lain ialah Kim Kurniawan, Toni Cussel, Raphael Maitimo dan Stefano Lilipaly. Mereka tercatat telah memiliki caps bersama timnas Merah Putih.

Adanya pemain naturalisasi ini juga memberikan kontribusi nyata terhadap peningkatan performa Indonesia. Nama mereka sering dielu-elukan suporter karena paras yang rupawan, terutama kaum hawa.

Timnas wanita Indonesia U-16 saat melawan Laos

Sementara di sektor sepak bola putri, keberadaan pemain blasteran masih terdengar asing. Adanya pemain dengan kewarganegaraan berbeda, baru diketahui ketika Indonesia tampil di ajang AFF U-16 Girls Championship 2018 di Palembang, Sumatera Selatan.

Memiliki garis keturunan Indonesia-Amerika Serikat, paras cantik Portia Louise Fischer memang berbeda dibanding rekan-rekannya. Dia tampak seperti pemain asing yang tengah memperkuat timnas putri.

Tidak heran, ketika timnas bertanding satu nama sering diteriakkan. Dia tidak lain adalah Portia. Bak bidadari namanya terus dipanggil-panggil penonton, umumnya kaum adam, saat ia mulai memasuki lapangan.

Pelatih timnas wanita Indonesia U-16, Rully Nere

Dengan paras yang cantik, gadis berusia 15 tahun ini memang lebih pantas menjadi model. Apalagi ditunjang dengan postur yang tinggi membuatnya lebih layak berada di atas catwalk dibandingkan di atas lapangan hijau.

Meski demikian, Portia memiliki pandangan lain. Dia telah menetapkan sepak bola menjadi jalan hidupnya. Dia sudah tertarik dengan sepakbola sejak kelas 3 SD dan mulai berlatih ketika berusia 10 tahun.

"Saya sudah tertarik dengan sepakbola sejak kelas 3 SD. Dan sejak berusia 10 tahun saya sudah mulai latihan. Saya sudah membuat keputusan untuk menjadi pesepakbola profesional," kata Portia, Selasa 8 Mei 2018.

Memilih jalan hidup di sepakbola, Portia yang memiliki garis keturunan Manado dari sang ibu mengaku mendapat dukungan penuh kedua orangtuanya. Meski bukan berasal dari keluarga atlet, keluarga Portia cukup menyukai sepakbola.

 

 

"Banyak yang support saya, mulai dari ayah, sepupu, sampai teman-teman. Mereka sangat mendukung keputusan saya walaupun bukan dari keluarga sepakbola," jelasnya.

Berposisi sebagai pemain bertahan, Portia ingin memberikan kontribusi maksimal terhadap Indonesia. Melalui sepakbola ia ingin mengabdi kepada negara. Sayangnya, langkah timnas Indonesia kini telah terhenti di penyisihan grup.

Indonesia gagal melaju ke babak semifinal setelah takluk dari Laos di laga terakhir. Dengan perolehan tiga poin, Indonesia harus puas hanya menempati posisi ketiga di klasemen akhir grup B.

Portia juga meminta maaf karena gagal membawa Indonesia melaju ke babak empat besar. Dia merasa telah memberikan penampilan maksimal, namun masih belum dinaungi keberuntungan. (Wan)

 

Sumber: Viva.co.id

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index