Petani Sayur Mulai Mengeluh di Musim Hujan

Petani Sayur Mulai Mengeluh di Musim Hujan
Narto sedang membersihkan kebunnya. FOTO: Iqbal

PEKANBARU (RA) - Hujan yang mengguyur beberapa hari belakangan ini di Kota Pekanbaru membuat petani kebun sayur mulai mengeluh. Seperti yang dialami petani sayur Narto yang tinggal dan berkebun di Jalan Kartama, Pekanbaru.

"Selama musim hujan ini saya mengalami kerugian sekitar 40 persen lah. Karena selama musim hujan ini hasil kebun saya mengalami penurunan, bahkan ada yang gagal panen," kata Narto menceritkan nasibnya saat berbincang dengan reporter RiauAktual.com, Jum'at (22/02/2013).

Diterngkan Narto, selama musim hujan ini, hasil kebun yang didapat kurang bagus, yang bagus hanya kangkung, karena kangkung kalau kena air meskipun banyak masih bisa dipanen dan hasilnya juga cukup memuaskan. Saat musim hujan pun karena sayur langka, maka dijual Rp 1500 per ikat, padahal harga biasa Rp 600 ikat jika dibeli di kebun.

"Saya menanam sayur Bayam, Kangkung, dan sawi. Dari yang ditanam, sawi memang sangat tak bisa dipanen dan saya merugi. Hal ini disebabkan selain karena hama juga karena seringnya terkena hujan dan terendam," kata Narto lagi.

Ditambahkannya, satu petak tanah kebun milik Narto masih belum bisa ditanami sayur karena masih terendam, bahkan empat petak tanah yang ditanami bayam sudah 10 hari belum bisa dipanen karena masih kecil-kecil, ternyata pertumbuhan sayur juga tak maksimal karena terendam dan diguyur hujan tertus-terusan, sementara kangkung yang ditanam sama dengan bayam tersebut 5 hari lagi sudah bisa dipanen.

"Bulan Februari ini yang paling terparah dibanding bulan lain ketika musim penghujan. Meskipun begini, bantuan dari pemerintah tidak ada, kecuali pupuk bersubsidi. Untuk bantuan bibit atau yang lainnya kami menggunakan modal sendiri," paparnya lagi sembari melanjutkan pekerjaannya di kebun.

Laporan: Muhammad Iqbal
Editor: Riki

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index