Menyedihkan, Jeritan Hati Anak Korban Pabrik Petasan Maut, Menangis sampai Terbawa Mimpi

Menyedihkan, Jeritan Hati Anak Korban Pabrik Petasan Maut, Menangis sampai Terbawa Mimpi
Seno, tak mampu menahan air mata menahan rindu kepada ibunya, Sani, yang diduga salah satu dari 47 korban meninggal dalam tragedi pabrik petasan maut

Riauaktual.com -  Ada ratusan orang keluarga para korban pabrik petasan di Kosambi, Tengerang, mendatangi RS Polri Kramatjari, Jakarta Timur. Seno, salah satunya.

Bersama ayah dan kakanya, Seno yang masih duduk di bangku klas 5 SD itu berharap bisa mendapat kejelasan kabar ibunya, Sani, yang menjadi salah satu pekerja di pabrik petasan itu.

Sani sendiri diduga menjadi salah satu dari 47 korban perusahaan milik PT. Panca Buana Cahaya Sukses.

“Saya datang sama bapak, sama kakak. Mau tanya soal ibu apa ada disini,” kata Seno di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Jumat (27/10).

Seno mengungkapkan, ibunya baru tiga minggu bekerja di pabrik milik Indra Liyono tersebut.

Sani pun tak sendiri. Ia bekerja bersama bibi Seno.

Seno menuturkan, ia mengetahui peristiwa mengenaskan itu saat dirinya masih di sekolah.

“Denger ibu-ibu ngomong ada kebakaran dekat SMP. Saya langsung pulang buru-buru. Saya langsung panik,” ungkapnya.

Sampai di rumah, ia langsung mengganti pakaian dan menuju pabrik petasan yang sudah terbakar hebat.

“Dari rumah ke tempat ibu kerja nggak jauh. Keliatan asap dari rumah, sama suara ledakan kedengaran,” ujar Seno sambil mengusap air matanya.

Sampai di lokasi, ayah Seno, Joko, ternyata sudah berada di lokasi. Seno pun panik menayakan ibunya kepada ayahnya.

“Bapak sudah ada disana. Saya tanya bapak, Ibu bagaimana pak? Iya, masih dicari polisi. Soalnya nggak boleh masuk,” tutur Seno menirukan perkataan ayahnya saat itu.

Bocah itu mengaku masih sangat berharap ibunya bisa selamat. Sebab, ia mengaku sangat menyayangi ibunya.

“Pengen ibu selamat, bisa pulang lagi,” katanya dengan lelehan air mata di pipi.

Bahkan, Seno juga mengaku sudah sangat rindu kepada ibunya meski baru sehari tak bertemu.

Sampai-sampai, ia mengimpikan ibunya masih berada di pabrik yang sudah tinggal puing-puing itu.

“Kangen pengen ketemu. Semalam mimpiin ibu. Ibu masih di sana (pabrik),” tutupnya didampingi ayahnya.

Seperti diketahui, pabrik petasan yang meledak itu adalah milik PT Panca Buana Cahaya Sukses dan memang bergerak di bidang pembuatan kembang api kawat dan baru dua bulan beroperasi.

Kebakaran pabrik itu baru berhasil dipadamkan sekitar pukul 12.00 WIB siang setelah diketahui menyala sekira pukul 08.30 WIB pagi.

Dari peristiwa nahas ini, tercatat 47 nyawa melayang akibat terpanggang karena tak bisa menyelamatkan diri.

Sementara, 46 orang lainnya harus mendapat perawatan medis karena mengalami luka bakar kritis.

Semua korban, diketahui pekerja atau karyawan perusahan milik Indra Liyono tersebut.

Sampai saat ini, polisi juga masih belum mengetahui persis penyebab kejadian paling parah di dunia dalam sejarah insiden di pabrik petasan itu.

Total sudah ada tujuh saksi yang diperiksa. Dua orang saksi adalah warga sekitar yang melihat langsung kejadian mengenaskan itu.

Sedangkan saksi lainnya merupakan karyawan bagian pengepakan kembang api, kantor, bagian perizinan dan  administrasi.

Sementara, pemilik pabrik nahas Indra Liyono pun telah diperiksa di Mapolda Metro Jaya.

Ia diperiksa penyidik Direskrimum Polda Metro Jaya sebagai saksi atas perstiwa mengenaskan yang terjadi di perusahaan miliknya itu.

Pemeriksaan itu sendiri berkaitan dengan dokumen dan perizinan pabrik petasannya yang telah merengut 47 nyawa pekerja dan karyawannya.

 

Sumber : pojoksatu.id

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index