RIAU (RA) - Bank Indonesia (BI) Wilayah Riau memprediksi perekonomian Riau tahun 2013 memiliki prospek pertumbuhan yang hampir sama dengan tahun 2012. Peneliti Ekonomi Madya BI Wilayah Riau M Abdul Majid kemarin, Rabu (13/2) menyebutkan, ekonomi Riau tahun 2013 tanpa minyak dan gas mencapai 7,5 hingga 7,7 persen, sementara dengan migas 3,5 hingga 3,9 persen.

"Nilainya masih sama dengan tahun lalu di kisaran 7,7 persen dengan migas dan 3,9 persen tanpa migas. Faktor yang akan menggangu ekonomi Riau kedepan masih cuaca dan hujan. Selain juga penurunan produksi migas Riau. Kita berharap cuaca buruk tidak berlangsung lama. Demikian juga penurunan produksi lifting migas bisa ditekan," kata Majid.

Pada triwulan IV 2012 lalu, lifting minyak Riau tercatat 32,77 juta atau terkonstraksi sebesar 4,50. Dengan demikian selama tahun 2012 rata-rata volume lifthing minyak Riau mencapai 371,98 ribu barel perhari atau turun 0,26 persen dibanding pencapaian rata-rata lima tahun terakhir yang tercatat sebesar 373,88 ribu barel perhari.

"Turunnya ini karena faktor alamiah akibat usia sumur minyak yang sudah relatif tua serta minimnya penggunaan tekologi moderen dalam penggalian sumur tua. Di prediksi inflasi  masih akan ada tekanan di 4,5 plus minus 1. Ini akibat  kenaikan TDL, kenaikan upah minimum kota (UMK), kenaikan inflasi juga dikarenakan harga impor beras, infrastruktur dan faktor phisikologis di daerah banjir, daya beli juga diperkirakan menurun dimana konsumsumsi rumah tangga akan mengalami penyesuaian dan sedikit menurun," pungkasnya.

Laporan: Ver
Editor: Riki