Indonesia Tak Minta Arab Revisi Kuota Haji, Cukup Mengamini Ikhtiar RI

Indonesia Tak Minta Arab Revisi Kuota Haji, Cukup Mengamini Ikhtiar RI
Dubes RI untuk Arab Saudi, Agus Maftuh.
NASIONAL (RA) – Masalah kuota haji menjadi perhatian serius semua pihak. Dalam kaitan ini, Pemerintah Indonesia tidak meminta tambahan kuota dari Arab Saudi karena akan terbentur banyak hal. 
 
Pemerintah hanya meminta restu Arab Saudi untuk melobi negara lain yang kuota hajinya tak terserap agar diberikan kepada Indonesia. 
 
Restu ini menjadi penting karena izin dari negara lain yang tak terserap kuota hajinya untuk dipakai Indonesia bakal sia-sia tanpa izin dari Pemerintah Arab Saudi selaku otoritas pemberi visa haji. 
 
“Ada terobosan baru, kita tidak minta Arab Saudi menambah berapanya, tapi kita minta izin pemerintah Saudi untuk mengiyakan yang akan ikhtiar melakukan diplomasi G to G (government to government),” ujar Dubes RI untuk Kerajaan Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel di Hotel Dar Hadi, Makkah, Senin 5 September malam.
 
Dalam kesempatan ini, Agus Maftuh menekankan, cuaca sedang baik lantaran Presiden Jokowi telah menginstruksikan Menlu Retno Marsudi untuk melakukan pembicaraan serius terkait kuota haji. 
 
Langkah serupa juga dilakukan pihak Arab Saudi. “Karena ini adalah titik bagus. Presiden Jokowi sudah memerintahkan Ibu Menlu dan Pangeran Mohammed Bin Salman Bin Abdul Aziz Al-Saud sudah memerintahkan Menlu-nya untuk melakukan nego ini. Kalau ini berhasil, maka ini akan dahsyat,” tegasnya.
 
Dia berharap dalam waktu dekat kesepakatan dapat tercapai dan dituangkan dalam perjanjian tertulis kedua negara saat rencana lawatan Raja Salman bin Abdulaziz ke Indonesia pada Oktober. 
 
“Saya berharap ketika Raja Salman berkunjung ke Indonesia ada penandatanganan ini semua karena dalam bahasa kami, aktivitas diplomasi harus diarahkan untuk kepentingan dan manfaat untuk rakyat. 
 
Ini yang kita prioritaskan,” ujarnya. Dalam bingkai yang lebih besar, Agus Maftuh berharap poros Arab Saudi-Indonesia dapat segera terwujud lantaran kedua negara memiliki ikatan emosional yang dekat. Dengan terciptanya poros Saudnesia ini, Agus meyakini urusan haji akan semakin dahsyat ke depannya. 
 
“Saya katakan kepada Pemerintah Arab Saudi bahwa kami berharap kunjungan Raja Salman ini menjadi titik awal yang bagus. 46 tahun Raja Saudi tak menyapa Indonesia, terakhir berkunjung ke Indonesia adalah Jalalatul Malik Raja Faisal Ibnu Abdul Aziz pada 1970 ketika zaman Pak Harto. 
 
Saya bilang kalau kita ingin resiprokal tujuh presiden kami sudah berkunjung ke Saudi, saya hanya berharap tolong 46 tahun kami menunggu saya bilang, persahabatan akan semakin kuat, hubungan bilateral kita akan semakin kuat. Insya Allah bulan Oktober Raja Salman ibnu Abdul Aziz akan berkunjung ke Indonesia, babak baru diplomasi hubungan bilateral Saudi Indonesia,” tuturnya. 
 
Pemerintah Arab Saudi tahun ini memberikan kuota sebanyak 168.800 calon jamaah haji dari Indonesia dengan rincian 155.200 jamaah reguler dan 13.600 jamaah haji khusus. Semestinya Indonesia mendapat jatah 211.000 jamaah. Namun, karena ada renovasi Masjidil Haram, jumlahnya dipangkas 20 persen. 
 
Jumlah ini ternyata jauh dari cukup untuk mengakomodasi tingginya permintaan calon jamaah haji Indonesia sehingga daftar tunggu cukup panjang. Di beberapa daerah, antrean haji bahkan mencapai 20 tahun lebih. 
 
Di sisi lain, ada beberapa negara yang tak mampu menyerap kuota haji yang diberikan berdasarkan kesepakatan OKI, dengan ketentuan satu per mil dari total populasi umat muslim setiap negara. Iran bahkan tahun ini memutuskan tidak mengirimkan jamaah haji ke tanah suci. Padahal, tahun lalu Iran mengirimkan 60 ribu jamaah haji.(okezone.com)
Follow WhatsApp Channel RiauAktual untuk update berita terbaru setiap hari
Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index