Dampak Pencabutan Izin Lokalisasi Teleju

Dampak Pencabutan Izin Lokalisasi Teleju
Rusunawa Bekas Lokasi Eks Teleju

 

Hilangnya mata pencaharian merupakan mimpi buruk bagi sebagian masyarakat dinegeri ini. Tidak ada lagi sumber pemasukan bagi keluarga menjadi momok yang sangat menakutkan, sementara hidup tetap harus terus berjalan.

Inilah yang dirasakan oleh sebagian besar masyarakat Rukun Warga 17 Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya setelah dihapusnya izin untuk Lokalisasi Teleju oleh pemerintah kota Pekanbaru beberapa waktu yang lalu. Hampir 90% masyarakat yang menumpukan hidup keluarga mereka pada Lokalisasi tersebut.

Tidak saja masyarakat tempatan yang memanfaatkan lokalisasi ini sebagai tempat untuk mencari nafkah, tetapi juga masyarakat diluar RW 17 kelurahan Rejosari.

Tetapi selalu ada hikmah yang bisa diambil setelah badai berlalu. Sendi-sendi kehidupan lainnya mulai tumbuh, seperti kehidupan bermasyarakat dan pertumbuhan generasi penerus bangsa yang lebih baik tanpa harus was-was terhadap pengaruh negatif yang ditimbulkan oleh lingkungan lokalisasi tersebut.

Saat ini banyak masyarakat yang mencari lapangan pekerjaan diluar wilayah RW 17 tersebut, tidak lagi bergantung pada lokalisasi yang sudah tidak ada.

Saat ini pemerintah mulai melirik untuk membangun wilayah RW 17. Diantaranya membangun bekas wilayah lokalisasi (wilayah bekas pembebasan lahan) dengan Rumah Susun Guna Sewa (RUSUNAWA) yang nantinya akan disewakan kepada masyarakat, saat ini masih dalam proses pengerjaan.

Dahulunya wilayah lokalisasi ini merupakan wilayah RW 15 dan 16 Kelurahan Rejosari. Tetapi setelah dicabutnya izin untuk lokalisasi tersebut, wilayah ini disatukan dengan wilayah RW 17 Kelurahan Rejosari.

Nantinya juga akan dibangun IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) yang project nya terpusat diderah ini. IPAL ini akan berfungsi untuk mengolah air limbah masyarakat dikota Pekanbaru menjadi air yang layak untuk digunakan.

Saat ini project IPAL tersebut dalam proses ganti rugi lahan dan akan segera dikerjakan disemester kedua tahun 2012.

Beberapa waktu kedepan wilayah ini akan menjadi tujuan para investor, insyaallah akan dibangunnya jembatan yang menyeberangi sungai Siak menuju ke Kecamatan Rumbai. Karena wilayah ini berbatasan langsung dengan sungai Siak yang merupakan sungai terbesar dikota Pekanbaru.

Tidak itu saja, banyak hal yang sudah diprakarsai oleh masyarakat untuk memajukan wilayah mereka. Sebut saja Pemakaman Umum seluas 1,5 hektar yang merupakan infak dari masyarakat dan swadaya masyarakat (BSKM). Semenisasi jalan menuju mesjid sepanjang 120 meter, bedah rumah sejumlah 6 kepala keluarga dan peningkatan hak milik tanah untuk 15 kepala keluarga.

Inilah perkembangan RW 17 Kelurahan Rejosari dibeberapa waktu terakhir untuk mempercepat lajunya pertumbuhan ekonomi diwilayah tersebut. Masih dibutuhkannya banyak semangat dan kerjasama yang baik antara masyarakat bersama pemerintah dalam membangun kampung ini sebagai wilayah yang bisa dijadikan contoh bagi wilayah lain.

Hal paling mendesak yang sangat dirasakan adalah sudah sangat dibutuhkannya akses jalan yang memadai, Posyandu dan perpustakaan sebagai sarana dalam memperkaya ilmu juga wawasan untuk generasi penerus bangsa dan masyarakat. Tentunya disini sudah dibutuhkan campur tangan pemerintah untuk mempercepat kemajuan wilayah RW 17 kelurahan Rejosari ini.

Insyaallah dengan adanya kerjasama yang baik antara masyarakat dan pemerintah, wilayah yang dulunya dipandang sebelah mata oleh masyarakat luas akan berbalik menjadi wilayah percontohan yang maju dari sisi ekonomi, pendidikan, infrastruktur yang dibalut nilai nilai religi. Debby Kurniadi

 

Debby Kurniadi
Mahasiswa Ilmu Komunikasi
Universitas Muhammadiyah Riau

Alamat                  : Jalan Indrapuri gg Wirapuri No 212 Kelurahan Rejosari
Emai                      : [email protected]     
Handphone          : 0812 76224009/0897 2183936

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index