EKONOMI (RA) - Harga minyak kembali menguat pada Kamis (Jumat pagi WIB) seiring dengan reli di pasar ekuitas global. Kenaikan ini dipengaruhi karena peningkatan risiko dan pelemahan Dolar Amerika Serikat (AS) sehingga membantu meningkatkan permintaan di pasaran.
Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus, naik 93 sen menjadi berakhir di USD 45,68 per barel di New York Mercantile Exchange.
Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman September, patokan global, menetap pada USD 47,37 per barel, naik USD 1,11 dari penutupan Rabu.
"Pasar secara global telah memperoleh sedikit lebih banyak selera risiko (risk appetite)," kata Analis TD Securities Bart Melek seperti dilansir Antara, Jumat (15/7).
Dia menegaskan pelemahan mata uang Dolar AS juga membantu kenaikan harga minyak dunia. Dari semua mata uang dunia, Dolar AS alami pelemahan. Terhadap Euro, Dolar AS melemah hampir 0,3 persen pada penutupan perdagangan sebelumnya.
"Pasar ekuitas cukup baik dan dolar sedikit merosot, yang biasanya merupakan cerita bagus bagi komoditas," katanya.
Pasar telah jatuh pada Rabu, setelah data resmi AS menunjukkan penurunan lebih kecil dari perkiraan dalam stok minyak mentahnya. Penambahan pasokan global yang berlimpah mungkin tidak akan berkurang secepat yang diharapkan.
Selama sebulan terakhir, minyak telah berfluktuasi antara USD 44 hingga USD 52 per barel, setelah mencapai dekat dengan posisi terendah sejak 13 tahun.
"Kami akan melihat kembali ke faktor-faktor yang membantu kita ke USD 50," jelas Analis Tradition Energy, Gene McGillian.(merdeka.com)
