RIAUAKTUAL (RA) - Situasi geopolitik Timur Tengah kembali memanas. Militer Iran resmi meluncurkan serangan rudal ke pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di al-Udeid, Qatar, pada Senin malam (24/6/2025) waktu setempat.
Serangan ini merupakan balasan atas hancurnya tiga fasilitas nuklir Iran akibat serangan udara militer AS sehari sebelumnya.
Dilansir dari Al-Arabiya News, Iran menyebut operasi ini sebagai serangan "menghancurkan dan kuat". Meski begitu, hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan resmi tentang kerusakan signifikan atau korban jiwa di lokasi.
Pemerintah Qatar melalui pernyataan resminya mengecam keras serangan tersebut dan menegaskan bahwa pihaknya berhak melakukan respons langsung sesuai dengan hukum internasional, terlebih serangan itu menyasar wilayah kedaulatan Qatar meski target utamanya adalah pasukan AS.
"Qatar mengecam tindakan militer Iran dan menyatakan hak membela diri atas segala bentuk ancaman terhadap keamanan nasional," demikian bunyi pernyataan pemerintah Doha seperti dikutip dari Al Jazeera.
Sementara itu, ledakan keras terdengar di ibu kota Qatar, Doha, menurut kesaksian warga yang dilansir Reuters.
Beberapa video yang beredar dari Tasnim News, kantor berita milik pemerintah Iran, menunjukkan sirene darurat meraung di langit Doha beberapa saat setelah serangan terjadi.
Serangan ini merupakan kelanjutan dari eskalasi yang dimulai saat AS menggempur tiga fasilitas nuklir Iran, yaitu Fordow, Natanz, dan Isfahan, pada Minggu pagi.
Presiden AS Donald Trump mengklaim operasi udara tersebut sebagai tindakan pencegahan untuk menghentikan program nuklir Iran.
Iran sebelumnya telah memperingatkan akan melakukan pembalasan jika fasilitas nuklirnya diserang.
"Kami akan merespons di waktu dan tempat yang kami pilih," ujar Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh, sehari sebelum serangan rudal ke Qatar.
Serangan ini meningkatkan tensi di kawasan Teluk, di mana beberapa negara, termasuk Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, disebut telah meningkatkan status siaga militernya. PBB menyerukan semua pihak untuk menahan diri dan segera mencari solusi damai.
