RIAU (RA) – Partisipasi pemilih pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak dan Pemilihan Gubernur Riau (Pilgubri) 2024 dinyatakan rendah oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Riau, meskipun jika dibandingkan dengan dua kali Pilkada Gubernur Riau sebelumnya tetap mengalami peningkatan. 

Ketua KPU Riau, Rusidi Rusdan, mengungkapkan bahwa salah satu faktor yang memengaruhi rendahnya kehadiran masyarakat adalah isu tidak tersalurkannya "serangan fajar" atau saweran alias politik uang.

"Kami mendengar keluhan bahwa tidak adanya saweran memengaruhi antusiasme pemilih. Namun, ini baru dugaan awal dan perlu kajian lebih lanjut," kata Rusidi dalam rapat pleno terbuka rekapitulasi perolehan suara hasil Pilkada di tingkat Provinsi Riau, Jumat (6/12/24).

Namun tak hanya faktor kurangnya saweran, faktor cuaca menurut Rusidi juga memberi dampak. Hujan yang mengguyur beberapa wilayah Riau saat hari pencoblosan pada 27 November 2024 lalu diduga menyurutkan semangat masyarakat untuk datang ke TPS.

"Cuaca memengaruhi mobilitas pemilih, terutama di daerah-daerah tertentu," tambah Rusidi.

Rusidi kemudian menyoroti pentingnya pendidikan politik sebagai tanggung jawab bersama.

"Partai politik harus lebih aktif dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya memilih," pungkasnya.

Ia juga mengusulkan agar pemilu menjadi kewajiban, bukan hanya hak, guna meningkatkan kesadaran politik masyarakat.

KPU Riau berencana melakukan evaluasi menyeluruh, termasuk mencari solusi agar partisipasi masyarakat lebih optimal dalam pemilu-pemilu mendatang.

"Ini adalah tugas besar bagi semua pihak, baik KPU, pemerintah, maupun masyarakat, " tutup Rusidi.

 

#Politik