RIAUAKTUAL.COM (RA) - Media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia modern. Kehadirannya memberikan berbagai manfaat, mulai dari memudahkan komunikasi hingga menjadi sumber informasi. Namun, di balik manfaat tersebut, media sosial juga membawa dampak signifikan, terutama pada perilaku dan cara berbicara remaja.
Remaja, sebagai pengguna media sosial terbesar, kerap menggunakan bahasa yang disebut sebagai bahasa gaul. Bahasa ini sering kali tidak baku dan dipengaruhi oleh tren yang cepat menyebar melalui platform seperti Instagram, TikTok, dan Twitter. Akibatnya, remaja semakin sulit membedakan antara bahasa informal di dunia maya dan bahasa sopan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menyebabkan kebiasaan berbahasa yang kurang baik terbawa ke dalam interaksi nyata, seperti berbicara dengan orang yang lebih tua tanpa memperhatikan norma sopan santun.
Ketergantungan pada media sosial juga berdampak pada pola komunikasi remaja. Banyak yang lebih nyaman berinteraksi secara virtual daripada berkomunikasi langsung. Sayangnya, interaksi virtual ini sering kali melibatkan kata-kata kasar atau ungkapan yang tidak pantas, yang akhirnya menjadi kebiasaan. Hal ini menunjukkan bahwa media sosial tidak hanya memengaruhi cara berbicara, tetapi juga nilai-nilai sopan santun yang seharusnya dijaga.
Selain memengaruhi bahasa, media sosial juga berdampak pada perilaku remaja. Fenomena berbagi aktivitas pribadi hingga hal-hal yang seharusnya bersifat privat kini menjadi hal biasa. Tak jarang, media sosial juga memicu perubahan dalam budaya remaja, seperti penurunan kualitas interaksi sosial dalam keluarga, gangguan dalam proses belajar, dan peningkatan risiko kejahatan digital seperti penipuan atau peretasan akun.
Dampak negatif lainnya yang tak kalah mengkhawatirkan adalah cyberbullying, masalah citra tubuh (body image), kepuasan diri yang rendah, serta kecanduan media sosial. Kondisi ini dapat memengaruhi kesehatan mental remaja, seperti rasa percaya diri yang menurun atau tekanan untuk selalu mengikuti tren.
Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam meminimalisir dampak buruk ini. Pengawasan terhadap penggunaan media sosial oleh remaja perlu dilakukan dengan bijak. Orang tua juga diharapkan menjadi pendamping yang memahami dunia digital sehingga dapat memberikan arahan yang tepat, agar media sosial dapat dimanfaatkan secara positif.
Kehadiran media sosial memang memberikan banyak keuntungan, tetapi dampaknya pada remaja memerlukan perhatian lebih. Dengan pengawasan yang tepat, media sosial bisa menjadi alat yang tidak hanya menyenangkan, tetapi juga mendidik dan membangun karakter remaja yang lebih baik.
Penulis: Nur Ayu Fitriani
(Mahasiswi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Sultan Abdurrahman, Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir)
#Pendidikan