SIAK (RA) – Dalam debat calon Bupati dan Wakil Bupati Siak yang berlangsung di Hotel Pangeran, Sabtu (2/11) malam, calon bupati Irving Kahar mengklaim bahwa program Siak Kota Pusaka, satu-satunya di Riau, adalah hasil inisiatifnya selama menjabat sebagai Kepala Dinas PU Tarukim Siak.
"Saya sudah berupaya mewujudkan program kota pusaka ini. Program ini adalah bagian dari inisiatif nasional, digagas oleh Kementerian PUPR," ujar Irving.
Namun, klaim ini segera mendapat bantahan dari calon bupati nomor urut 3, Drs. H. Alfedri, M.Si., yang merupakan mantan atasan Irving selama menjabat sebagai bupati.
Alfedri menegaskan bahwa program-program tingkat kementerian merupakan implementasi visi misi pemerintah pusat yang diterjemahkan melalui kebijakan lokal, bukan atas inisiatif seorang kepala dinas.
"Jika ada program dari kementerian, tentu itu adalah bagian dari visi dan misi presiden. Seorang menteri bertindak sebagai pembantu presiden, apalagi kepala dinas. Peran mereka adalah untuk mendukung pelaksanaan visi nasional," jelas Alfedri.
Selain itu, calon wakil bupati Husni Merza, yang mendampingi Alfedri, menyatakan komitmennya untuk menjaga kelestarian lingkungan di Siak melalui program Siak Hijau, sebuah inisiatif yang telah dimulai sebelum cuti kampanye Alfedri-Husni.
Program ini bertujuan untuk menjaga kelestarian lahan gambut di Siak, yang mencakup 52 persen dari luas wilayah kabupaten.
"Kami meluncurkan program Siak Hijau agar masyarakat dapat memanfaatkan lahan gambut dengan bijak, tanpa merusak lingkungan," ujar Husni.
Lebih lanjut, Alfedri-Husni berkomitmen menargetkan agar seluruh lahan di Siak teregistrasi dengan pemilik yang jelas pada 2025.
"Kami optimis, sesuai arahan pemerintah pusat, pada 2030 seluruh tanah di Siak akan teregistrasi," tutup Alfedri.
#Politik
#Siak