Ganjar Pranowo Mengubah Citra 'Petugas Partai' dalam Persiapan Bacapres

Rabu, 20 September 2023 | 16:19:12 WIB
Ganjar Pranowo

Riauaktual.com - Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI), Karyono Wibowo, berpendapat bahwa bakal calon presiden (bacapres) Ganjar Pranowo saat ini berusaha merubah citra negatif yang melekat padanya sebagai 'petugas partai'. Melalui pernyataan-pernyataan tegas di hadapan publik, Ganjar kini berupaya menampilkan dirinya sebagai sosok yang independen dan tidak mudah terpengaruh.

"Saya kira memang Ganjar harus menunjukkan independensi karena memang salah satu yang menjadi hambatan dan kendala Ganjar Pranowo adalah narasi petugas partai dan Ganjar di bawah kendali partai," kata Karyono saat dihubungi pada Rabu (20/9).

Dalam acara "3 Bacapres Bicara Gagasan" yang digelar oleh Mata Najwa di Graha Sabha Pramana, Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Senin (18/9), Ganjar Pranowo kembali menghadapi pertanyaan tentang isu presiden boneka yang sering dialamatkan kepada dirinya. Dalam menjawab, Ganjar menegaskan bahwa seorang presiden berbeda dengan seorang kader partai.

"Presiden adalah presiden. Dia menjalankan amanat penuh dari konstitusi yang ada, titik, tidak ada komanya... Dia memiliki independensi penuh," ujar politikus PDI-Perjuangan tersebut.

Ini bukan kali pertama Ganjar Pranowo dihadapkan dengan isu presiden boneka. Ketika mengisi kuliah kebangsaan yang digelar oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) pada Senin (18/9), Ganjar juga menghadapi pertanyaan serupa dari seorang mahasiswa UI.

Pada kesempatan tersebut, Ganjar menjelaskan bahwa ia tidak dapat lepas dari dinamika di dalam partai politik. Ia menyebut rekam jejaknya di Jawa Tengah dapat memberikan gambaran tentang bagaimana dirinya bekerja sesuai dengan kehendak rakyat. "Saya adalah kader partai, tetapi saya bukan presiden, saya bukan gubernur. Itu adalah pelayanan," ungkapnya.

Khusus dalam acara Mata Najwa, Ganjar juga diuji oleh Najwa Shihab mengenai isu pembubaran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang pernah diutarakan oleh Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri. Terkait hal ini, Ganjar menyatakan bahwa KPK justru membutuhkan penguatan.

"Saya sudah menjawabnya tiga kali. Pertama, (KPK) harus diperkuat. Kedua, perlu revisi regulasi. Revisi regulasi memerlukan perlakuan khusus, interplay politik," kata Ganjar.

Karyono memberikan apresiasi terhadap pernyataan tegas Ganjar yang seolah-olah berlawanan dengan Megawati. Menurutnya, pernyataan tersebut dapat membantu mengubah citra negatif Ganjar sebagai calon presiden yang hanya menerima perintah dari partai.

"Jawaban Ganjar yang berlawanan dengan Megawati cukup baik dan elegan untuk mengklarifikasi pemahaman terkait peran sebagai petugas partai. Apa yang disampaikan Ganjar sudah tepat. Di satu sisi, Ganjar mengakui bahwa dirinya adalah seorang kader partai. Namun, ia juga menegaskan bahwa dalam demokrasi, partai politik tidak bisa diabaikan," tutur Karyono.

Secara keseluruhan, Karyono menyatakan bahwa performa Ganjar dalam debat bacapres di UGM telah cukup baik. Saat menyampaikan gagasan-gagasan untuk membangun Indonesia di masa depan, Ganjar terlihat jelas, terstruktur, dan sistematis.

"Dia tampil lebih lepas, tanpa beban. Selain itu, Ganjar tidak hanya menyampaikannya secara kualitatif, tetapi juga kuantitatif. Hal ini menunjukkan bahwa Ganjar memiliki pemahaman yang baik tentang masalah-masalah yang dihadapi. Namun, masih perlu diperdalam pemahaman terkait isu-isu global untuk mengatasi berbagai tantangan," kata Karyono.

Seperti bacapres lainnya, Ganjar diberikan waktu selama 90 menit untuk menyampaikan gagasannya dan menjawab pertanyaan dari publik dalam acara tersebut. Pada akhir sesi tanya jawab, Ganjar menyampaikan refleksi pribadinya di depan sebuah cermin.

"Ketika berbicara tentang jabatan, Njar mengatakan, 'Jangan pernah mencarinya. Jika itu takdirmu, laksanakan dengan baik. Jangan pernah terlibat dalam korupsi,'" ujar Ganjar, menirukan pesan kedua orangtuanya.

Tags

Terkini

Terpopuler