Komisi X DPR Dorong Kemendikdasmen agar Literasi Digital Masuk Kurikulum Sekolah

Senin, 11 Agustus 2025 | 18:30:00 WIB
Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani.

JAKARTA (RA) - Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani mendorong Kemendikdasmen untuk menyusun kerangka kurikulum literasi digital yang responsif terhadap realitas sosial anak-anak masa kini.

Literasi digital tersebut sangat dibutuhkan  di tengah maraknya konten tak tersaring dan visual kekerasan dalam platform digital. Literasi digital ini juga sebagai solusi jangka panjang perlindungan anak di dunia digital, dengan memasukkan literasi digital ke dalam kurikulum nasional.

“Literasi digital penting untuk ada di kurikulum sekolah sebagai bagian dari pendidikan karakter di era digital.,” ujar Lalu melalui keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (11/8/2025).

Lalu menilai tantangan digital yang dihadapi anak-anak saat ini sudah sangat kompleks, mulai dari kecanduan gawai, penyebaran hoaks, manipulasi data pribadi, hingga dampak algoritma media sosial.

Menurutnya, literasi digital bukan sekadar kemampuan teknis, melainkan juga menyangkut pembentukan etika, daya tahan mental, dan kesadaran kritis.

"Literasi digital bukan proyek penyuluhan teknologi, tetapi proyek peradaban yang menentukan kualitas demokrasi dan kemanusiaan masa depan,” tegas Politisi Fraksi PKB itu.

Agar kurikulum yang disusun tepat sasaran, Lalu mendorong agar penyusunannya melibatkan banyak pihak, seperti psikolog, pendidik, komunitas digital, hingga anak dan remaja itu sendiri. Ia menegaskan, kurikulum tidak boleh hanya teoritis, tetapi harus kontekstual dan menyentuh kebutuhan riil generasi saat ini.

“Kurikulum yang baik bukan hanya sarat jargon digital, tetapi juga membumi dan kontekstual misalnya, bagaimana remaja menilai informasi keliru di media sosial, memilih tayangan yang sesuai usia, serta mengontrol waktu layar,” jelasnya.

Lalu juga mengingatkan pentingnya transformasi peran sekolah formal agar tidak hanya menjadi tempat transfer ilmu, tetapi menjadi ruang pembentukan karakter digital.

"Yang dibutuhkan anak-anak bukan hanya bisa pakai teknologi, tapi tahu kapan tidak dipakai,” kata Legislator Senayan dari Dapil Nusa Tenggara Barat II itu.

Tags

Terkini

Terpopuler