Dua Pekan Air PDAM Mati Total, Tagihan Jalan, Pengusaha Bengkalis Mengeluh

Selasa, 12 Agustus 2025 | 16:59:18 WIB
Waduk utama Perumda Tirta Terubuk masih ada air, tapi keruh seperti kopi susu.

BENGKALIS (RA) - Krisis air bersih yang melanda Kabupaten Bengkalis selama hampir dua pekan terakhir membuat pelaku usaha setempat kelimpungan. Layanan air bersih Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Terubuk terhenti total, memicu kerugian hingga belasan juta rupiah.

Pengusaha air minum isi ulang, Adef Adi, mengaku usahanya lumpuh total sejak awal Agustus. Produksi terhenti, sementara kerugian mencapai Rp1 juta hingga Rp1,5 juta per hari.

"Usaha ini sudah berjalan hampir tiga tahun, baru kali ini terhenti total. Bagaimana saya bisa bayar gaji karyawan kalau produksi macet? Tagihan PDAM juga melonjak dari Rp1,5 juta jadi Rp4-5 juta per bulan," keluh Ade, Selasa (12/8/2025).

Keluhan senada disampaikan pengusaha kedai kopi, Sabri. Ia terpaksa membeli hingga 10 galon air per hari hanya untuk mencuci peralatan dan kebutuhan toilet.

"Sudah dua pekan begini, kami rugi besar. Bayar pajak tetap, tagihan PDAM tetap jalan, tapi air tidak mengalir. Ini menghambat investasi," tegasnya.

Pemilik usaha pencucian kendaraan (doorsemer) di Jalan Ahmad Yani juga merasakan dampak serupa. Ia harus menolak pelanggan karena kekurangan air.

"Rugi kami sudah belasan juta. Pemerintah dan DPRD harus memanggil direktur PDAM," ujarnya.

Ironisnya, meski hujan sempat turun di Bengkalis, distribusi air bersih belum juga normal.

Kepala Bagian Teknik Perumda Tirta Terubuk, Hary Kumbara, mengakui produksi air dihentikan sejak Jumat lalu akibat keterbatasan air baku. Sebelumnya, pasokan mengandalkan Waduk BWSS III Riau, namun cadangan tersebut habis dalam sepekan.

"Waduk utama masih ada air, tapi keruh seperti kopi susu sehingga tidak bisa diolah dengan sistem nano filter. Kami sedang beralih ke pengolahan konvensional, tapi butuh bahan kimia dan instalasi peralatan yang lama tidak digunakan," jelasnya.

Jika proses ini berjalan lancar, Hary memperkirakan produksi bisa kembali pada Kamis dengan kapasitas 30 liter per detik, jauh di bawah kapasitas normal 80 liter per detik. Dengan stok terbatas, pasokan diperkirakan hanya bertahan empat hingga lima hari tanpa hujan.

Pelaku usaha mendesak Pemkab Bengkalis dan DPRD segera mencari solusi permanen agar krisis ini tidak berulang. Mereka menilai PDAM gagal memenuhi kewajibannya.

"Kami butuh air untuk hidup dan usaha, bukan sekadar janji," tegas salah satu pengusaha.

Tags

Terkini

Terpopuler