BENGKALIS (RA) - Sejak dipindahkan ke lokasi penampungan baru di sekitar kawasan Air Pancur, para Pedagang Kaki Lima (PKL) di Bengkalis terus beradaptasi dengan lingkungan dan pola berdagang yang berbeda dari sebelumnya.
Pemindahan ini merupakan bagian dari upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkalis dalam menata kota agar lebih tertib, bersih, serta bebas dari kemacetan dan parkir liar.
Meski program ini memiliki tujuan positif, sebagian pedagang mengaku masih menghadapi tantangan dalam menarik kembali pelanggan setia mereka dan menyesuaikan diri dengan suasana baru.
"Alhamdulillah, untuk saat ini pemindahan berjalan baik. Kebetulan pemindahan dilakukan bertepatan dengan pelaksanaan MTQ di Pulau Bengkalis yang lokasinya tidak jauh dari pusat perdagangan baru ini, jadi sudah ramai pembeli sejak awal," ujar Buk Nila (50), pedagang minuman yang sebelumnya berjualan di sekitar Jalan Jenderal Sudirman, Rabu (9/7).
Beberapa pedagang mengakui bahwa lokasi baru cukup strategis karena masih berada di pusat kota. Namun, jarak antar pedagang yang terlalu berdekatan menjadi tantangan tersendiri dalam mempertahankan omzet.
"Tempatnya masih lumayan strategis, tapi karena terlalu rapat dengan pedagang lain, kita harus lebih kreatif biar dagangan tetap laku," ujar salah satu pedagang yang enggan disebut namanya.
Di sisi lain, ada juga pedagang yang memandang positif perpindahan ini. Dwi (22), pedagang risol yang sebelumnya berjualan di trotoar Jalan Jenderal Sudirman, justru merasa lebih nyaman dengan lapak barunya.
"Tidak apa-apa pindah ke tempat baru, rezeki kan sudah diatur. Walaupun pelanggan lama kadang bingung cari kami di lokasi baru, di sini lebih enak karena bisa taruh kursi untuk pembeli duduk santai. Dulu kan di pinggir jalan, jadi tidak bisa seperti itu," jelasnya.
Dwi berharap lokasi baru ini bisa terus berkembang dan menjadi pusat usaha yang lebih layak dan manusiawi bagi pedagang kecil.
Pemkab Bengkalis melalui program penataan ini mengharapkan agar para PKL dapat menjaga kebersihan, ketertiban, dan saling menghormati sesama pedagang.
Tujuannya tak hanya menciptakan wajah kota yang lebih rapi, tetapi juga membuka peluang usaha yang lebih baik dan berkelanjutan.
Penulis: Rahma Sri Junjungan, Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Hang Tuah Pekanbaru