Pak Ogah Kian Meresahkan, Warga Minta Penertiban di Sejumlah Ruas Jalan Pekanbaru

Jumat, 11 Juli 2025 | 22:06:42 WIB
Pak Ogah Menjamur Disepanjang Jalan pekanbaru.

PEKANBARU (RA) - Keberadaan "Pak Ogah" di sejumlah ruas jalan utama Kota Pekanbaru kian hari makin meresahkan. Mereka kerap terlihat di perempatan padat dan putaran balik seperti di Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Arifin Achmad, Jalan Tuanku Tambusai (Nangka), hingga Jalan HR Soebrantas.

Pak Ogah adalah sebutan untuk orang-orang yang mengatur lalu lintas secara tidak resmi, biasanya sambil meminta uang kepada pengendara.

Alih-alih membantu, kehadiran mereka sering dianggap justru memperparah kemacetan dan membahayakan pengguna jalan.

"Saya hampir ditabrak karena mereka asal suruh jalan, padahal dari arah lain masih ramai kendaraan," kata Yudi (34), seorang pengendara motor yang sering melintasi Jalan Soebrantas, Jum'at (12/7/2025).

Menurut warga lainnya, aksi para Pak Ogah tidak hanya membahayakan, tetapi juga terkesan memaksa. Jika tidak diberi uang, mereka kerap menunjukkan sikap tidak menyenangkan.

"Pernah saya nggak kasih uang karena nggak minta bantuan mereka. Tapi mereka malah ngomel-ngomel dan menatap sinis. Ini bikin nggak nyaman," ungkap Dinda (29), warga Jalan Nangka.

Selain mengganggu kelancaran lalu lintas, warga juga mengeluhkan keberadaan Pak Ogah yang sering muncul di jam sibuk, seperti pagi dan sore hari. 

Di saat lalu lintas padat, mereka justru memanfaatkan kondisi tersebut untuk mendekati kendaraan dan memberi aba-aba tanpa koordinasi yang jelas.

"Jalan Sudirman itu sudah padat, eh malah ditambah Pak Ogah yang seolah-olah jadi polisi jalanan. Mereka juga sering berdiri di dekat U-turn, ngatur-ngatur semaunya," ujar Toni (41), warga Jalan Harapan Raya.

Banyak warga berharap pemerintah kota dan pihak berwenang turun tangan menertibkan fenomena ini. Meski dianggap sebagai upaya mencari nafkah, namun tindakan mereka dinilai menyalahi aturan dan membahayakan keselamatan.

"Kami tidak melarang orang cari rezeki, tapi caranya jangan sampai merugikan orang lain. Kalau dibiarkan terus, bisa jadi kebiasaan yang membahayakan," tambah Yudi.

 

Penulis: Harry Achmad Radinsyah, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Hang Tuah Pekanbaru

Tags

Terkini

Terpopuler