Riauaktual.com – Sebuah inisiatif inovatif dalam pemberdayaan masyarakat melalui perpustakaan berbasis inklusi sosial berhasil diwujudkan pada 21 September 2024.
Pelatihan ini diadakan bekerja sama dengan Bank Sampah Siyarah dan Kelompok Usaha Bersama (KUB) Ibu-Ibu Kreatif Kembang Setaman (IKREKS), diikuti oleh 39 ibu-ibu kreatif dari Kelurahan Tirta Siak, Kota Pekanbaru.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Pengabdian Kepada Masyarakat yang didanai hibah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tahun 2024.
Tim pelaksana terdiri dari Winda Monika, M.Sc., dosen Prodi Ilmu Perpustakaan Universitas Lancang Kuning sebagai ketua, bersama anggota tim Parlindungan Ravelino, M.Ds., dosen Prodi Interior Universitas Lancang Kuning, dan Dr. Arbi Haza Nasution, B.IT., M.IT.
Pelatihan ini bertujuan untuk memperkenalkan perpustakaan berbasis inklusi sosial sebagai ruang inklusif yang dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat.
.jpeg)
Perpustakaan tidak hanya sebagai tempat membaca, tetapi juga sebagai pusat pemberdayaan, pengembangan keterampilan, dan penyebaran informasi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.
Tim dosen Universitas Lancang Kuning berharap perpustakaan dapat menjadi alat pemberdayaan yang efektif, terutama dalam menghadapi isu-isu lingkungan.
Materi kedua berfokus pada edukasi lingkungan dan pemanfaatan sampah. Peserta mendapatkan pemahaman tentang pentingnya memilah sampah rumah tangga, proses daur ulang, serta manfaat ekonomi dari pengelolaan sampah.
Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan dan memperkenalkan praktik pengelolaan sampah yang lebih efektif di tingkat rumah tangga.
Pada sesi ketiga, peserta diperkenalkan pada penelusuran informasi terkait literasi lingkungan dan persampahan. Mereka diajarkan cara menggunakan teknologi untuk mencari informasi tentang pengelolaan sampah, peluang usaha berbasis daur ulang, serta inovasi terbaru di bidang lingkungan.
Kegiatan pelatihan ini berlangsung interaktif, dengan para peserta aktif berdiskusi dan berbagi pengalaman terkait tantangan dalam pengelolaan sampah di lingkungan mereka.
Banyak peserta yang sudah terlibat dalam pengumpulan dan pemanfaatan sampah menjadi produk kreatif, sehingga mereka juga berbagi tips memotivasi keluarga dan tetangga untuk lebih peduli terhadap pemilahan sampah.
Inisiatif ini didorong oleh kesadaran akan pentingnya pemberdayaan masyarakat melalui literasi lingkungan, terutama di kawasan padat penduduk seperti Kelurahan Tirta Siak.
Perpustakaan berbasis inklusi sosial memberikan akses luas terhadap informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan kualitas hidup serta mendukung pengelolaan lingkungan yang lebih baik.
Winda Monika, M.Sc., ketua tim pelaksana, menyatakan bahwa perpustakaan inklusi sosial dapat berperan lebih dari sekadar tempat membaca.
"Perpustakaan bisa menjadi pusat pengembangan keterampilan, tempat bertukar ilmu, dan pemberdayaan masyarakat, khususnya dalam literasi lingkungan dan pemberdayaan ekonomi," ungkap Winda.
Sementara itu, Elvanelin, penggagas KUB IKREKS, menekankan pentingnya perpustakaan sebagai pusat literasi bagi anggota KUB dan masyarakat sekitar.
"Perpustakaan ini menjadi persyaratan menuju desa mandiri PKK dan akan mendukung kegiatan pengembangan pengetahuan serta keterampilan masyarakat," jelas Elvanelin.
Di akhir pelatihan, peserta diminta membuat rencana aksi untuk menyebarkan informasi tentang pentingnya pemilahan sampah dan literasi lingkungan di komunitas masing-masing.
Rencana ini diharapkan menjadi awal gerakan yang lebih luas dalam kampanye lingkungan dan literasi melalui perpustakaan berbasis inklusi sosial.
Dengan terlaksananya pelatihan ini, perpustakaan berbasis inklusi sosial bersama Bank Sampah Siyarah diharapkan dapat terus berperan sebagai pusat literasi lingkungan, mendorong pengelolaan sampah yang lebih baik, dan membuka peluang pemberdayaan ekonomi melalui usaha daur ulang.
#Pendidikan
