Riauaktual.com - Pengamat Geopolitik Internasional Tengku Zulkifli Usman menyarankan Presiden terpilih Prabowo Subianto menggunakan pendekatan geopolitik untuk mempercepat kemerdekaan Palestina melalui perubahan geopolitik global. Menurutnya, pendekatan geopolitik adalah satu-satunya cara untuk menyelesaikan konflik Palestina-Israel.
"Momentum ini harus diambil Indonesia ke depan di bawah pimpinan Pak Prabowo," tegas Zulkifli Usman dalam Gelora Talks bertajuk 'Ismail Haniya, Hamas, dan Masa Depan Perjuangan Palestina', Rabu (7/8/2024) sore.
Tengku Zulkifli menegaskan bahwa konflik Palestina-Israel hanya bisa diakhiri melalui pendekatan geopolitik. "Situasi geopolitik sekarang menjadi momentum bagi Palestina, ketika Israel dikucilkan dunia karena melakukan genosida di Gaza," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa berdirinya Israel adalah hadiah dari Inggris setelah Perang Dunia I, saat Inggris menguasai Semenanjung Palestina. "Jadi, penyelesaiannya juga harus dengan pendekatan Geopolitik," katanya.
Namun, Zulkifli mengingatkan bahwa selama Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) masih didominasi oleh Amerika Serikat dan aliansinya, kemerdekaan Palestina akan sulit tercapai. Saat ini, dunia sedang bergerak menuju multipolar, memberikan harapan baru bagi Palestina.
"Di sanalah Indonesia perlu banyak berperan, memperkuat sistem multipolar, dan mendorong negara-negara lain untuk bangkit menentang ketidakadilan AS, Israel, dan sekutunya atas Palestina, terutama Gaza, yang telah berlangsung lebih dari 70 tahun," jelasnya.
Pakar Hukum Internasional dari Universitas Indonesia, Arie Afriansyah, berharap semakin banyak negara yang mengakui Palestina sebagai negara berdaulat. "Dengan demikian, keberadaan negara Palestina yang didukung oleh perubahan geopolitik global akan semakin kuat dan nyata," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Asia Middle East Center for Research and Dialogue, Muslim Imran, mengatakan terbunuhnya Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran, Iran pada Rabu (31/7/2024) tidak akan mempengaruhi Hamas sebagai organisasi perlawanan terhadap Israel. "Hamas memiliki budaya organisasi dan sistem yang sudah berjalan," kata Muslim Imran.
"Penunjukkan Yahya Sinwar justru meningkatkan dukungan dari kekuatan-kekuatan yang ada di Palestina. Sementara Israel sekarang sedang mengalami stagnasi karena tidak mampu mengendalikan kondisi yang ada," tambahnya.