Ketua RW Sebut Raka Pembunuh Pensiunan PTPN Kerja Juru Parkir Sebelum Jadi Sopir Korban

Ketua RW Sebut Raka Pembunuh Pensiunan PTPN Kerja Juru Parkir Sebelum Jadi Sopir Korban
Sebelum Jadi Sopir, Raka Pembunuh Pensiunan PTPN Kerja Tukang Parkir

Riauaktual.com - Satreskrim Polresta Pekanbaru menangkap pria bernama Raka (35), yang tega membunuh majikannya Saiwan (68) di Perumahan Mandala Jalan Bunga Inem Kelurahan Sialang Munggu Kecamatan Tuah Madani, Kota Pekanbaru, Riau.

Polisi terpaksa menembak kaki pelaku karena berusaha melawan saat ditangkap. Bahkan pelaku juga berupaya melarikan diri.

Saiwan seorang pensiunan PTPN V Pekanbaru ditemukan tewas bersimbah darah di lantai rumahnya dengan luka memar di bagian belakang kepalanya. Luka itu akibat hantaman asbak rokok yang terbuat dari kaca dilakukan pelaku.

Ketua RW 17 Kelurahan Sialangmunggu Kecamatan Bina Widya Kota Pekanbaru Ivan Syahlufti mengungkapkan, Raka sempat bekerja sebagai tukang parkir di Pasar Cipta Karya. Kemudian Raka meminta pekerjaan ke temannya Suroso, orang yang mengenalkannya ke korban Saiwan.

"Iya dulu Raka ini juru parkir di Pasar Jalan Cipta Karya. Lalu minta carikan kerja, ketemulah sama almarhum Pak Saiwan, yang mengenalkannya Pak Suroso sebagai perantara," ujar Ivan Rabu (19/6).

Ivan mengungkapkan selama ini sosok Saiwan merupakan warga yang baik dan selalu bersosialisasi dengan tetangga. Namun perkenalan korban dengan Raka justru berujung petaka.

"Sekitar 4 bulan lalu Raka diperkenalkan dengan almarhum Pak Saiwan. Dia minta kerja, kemudian jadi sopir pribadi dan akhirnya begini jadinya," jelas Ivan.

Sementara itu, Waka Polresta Pekanbaru AKBP Henky Poerwanto mengatakan motif pembunuhan ini karena pelaku ingin menguasai harta benda milik korban. Pelaku memang merencanakan aksinya sebelum membunuh korban.

"Pelaku memanfaatkan situasi rumah korban yang sepi. Korban kebetulan tinggal sendirian, istrinya sedang berada di luar kota," ujar Henky didampingi Kasat Reskrim Kompol Bery Juana Putra pada Rabu (19/6).

Henky menjelaskan, pelaku menghabisi nyawa korban dengan cara memukul bagian belakang kepala sebanyak dua kali dengan menggunakan asbak rokok yang terbuat dari kristal kaca saat korban sedang makan.

Setelah korban roboh akibat hantaman asbak rokok yang terbuat dari kristal kaca, kemudian pelaku mencekik dan menutup wajah korban dengan menggunakan bantal.

Pelaku membawa uang korban Rp104 juta dari rekeningnya. Sebab, Raka selama ini dipercaya mengambil uang dari ATM korban. Selain uang, Raka juga membawa lari mobil Ertiga milik korban. Namun, mobil itu ditemukan di Bengkulu, ditinggalkan pelaku di rumah keluarganya .

Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru Kompol Bery Juana menambahkan, pelaku Raka merupakan sopir pribadi korban. Dia sudah lama bekerja dengannya.

"Dari pengakuannya, pelaku bekerja dengan korban sudah sekitar 4 bulan," ujar Bery.

Menurut Bery, pelaku sempat kabur dan berpindah tempat selama dua pekan ke Bengkulu usai pembunuhan. Di Bengkulu, Raka meninggalkan mobil Suzuki Ertiga milik korban yang dibawanya di rumah keluarganya. Ia lalu dia kabur ke Jakarta.

Karena curiga, keluarga Raka melapor ke polisi soal mobil yang ditinggalkan itu. Polisi langsung datang menjemput mobilnya dan kembali memburu Raka.

Dari Bengkulu, Raka kemudian berpindah tempat ke Subang Jawa Barat. Pelarian Raka terus berlanjut hingga ke Banyuwangi, Jawa Timur. 

"Pelaku ini kabur berpindah-pindah tempat dan terakhir ditangkap Tim gabungan Jembalang Satreskrim Polresta Pekanbaru, Jatanras Polda Riau, Polresta Banyuwangi dan Jatanras Polda Jatim di Banyuwangi," ungkap Bery.

Sementara itu, anak Saiwan, Siti Hamidah meminta agar pelaku dihukum seberat-beratnya.

"Terima kasih kepada Satreskrim Polresta Pekanbaru, akhirnya pelaku yang membunuh bapak saya ditangkap. Kami berharap pelaku mendapat hukuman yang seberat-beratnya," kata Siti.

Diberitakan sebelumnya, Saiwan seorang pensiunan PTPN V Pekanbaru ditemukan tewas bersimbah darah, Rabu (29/5/2024) malam di rumahnya di Perumahan Manggala Jalan Bunga Inem Kelurahan Sialang Munggu Kecamatan Tuah Madani, Pekanbaru. 

"Jasad korban pertama kali ditemukan oleh anaknya yang datang dari daerah Kubang. Karena handphone bapak ini gak aktif sejak 2 hari belakangan," ujar Ivan Syahlufti, Ketua RW 17 Kelurahan Sialangmunggu.

Saiwan tinggal bersama istrinya di rumahnya. Namun saat kejadian istri korban sedang ke luar kota. 

Korban selalu didatangi oleh sopirnya setiap hari. Namun saat mayat korban ditemukan, sang sopir tidak berada di lokasi.

"Informasi dari pihak keluarganya, 2 hari yang lalu Pak Saiwan ini baru pulang dari bank. Sopir yang biasa menemaninya dan mobil Suzuki Ertiga milik korban juga tidak ada lagi," jelasnya.

Ivan manambahkan, di lantai rumah terdapat bercak darah bekas seretan dekat mayat korban ditemukan.

"Jasad sudah membiru dan bau, karena kata anak korban, bapak ini sudah 2 hari tak bisa dihubungi," ungkap Ivan.

Karena tak bisa dihubungi, anak korban datang. Sewaktu masuk ke dalam rumah korban ditemukan sudah tak bernyawa.

Ivan menyebutkan, anaknya datang karena nomor HP korban tidak aktif. Lalu sang anak masuk ke rumah dan menemukan mayat ayahnya. Selanjutnya, sang anak mengadukan kejadian itu kepada warga dan Ketua RT dan RW setempat.

"Saya bersama Pak RT melihat ada onggokan tertutup selimut dan ada bercak darah juga, seperti bekas diseret," jelas Ivan.

#PEMBUNUHAN

Follow WhatsApp Channel RiauAktual untuk update berita terbaru setiap hari
Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Polresta Pekanbaru

Index

Berita Lainnya

Index