Buah Kurma Jadi Obat DBD? Ini Faktanya

Buah Kurma Jadi Obat DBD? Ini Faktanya
Kurma bisa jadi obat DBD? (Ilustrasi: Freepik.com)

Riauaktual.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah melaporkan bahwa kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia tengah mengalami peningkatan. Pasalnya sampai dengan minggu ke-11 tahun 2024 ini telah tercatat 35.556 kasus. Tak cuma itu, angka kematian pun juga dilaporkan bahwa ada 290 pasien yang meninggal dunia akibat DBD.

Tentunya hal ini harus menjadi perhatian khusus bagi seluruh masyarakat Indonesia. Di tengah perubahan cuaca yang tak menentu dan juga mayoritas masyarakat Indonesia yang menjalankan ibadah puasa, jangan sampai imunitas dalam tubuh menurun dan membiarkan nyamuk aedes aegypti berkembang biak di sekitar rumah.

Dokter Umum dr. Rinesha Larasati mengungkap bahwa untuk para pasien yang mengidap DBD, terdapat beberapa bahan alami yang bisa jadi obat untuk menyembuhkan DBD. Salah satunya yaitu kurma. Buah kurma sendiri sangat banyak ditemui, khususnya saat bulan suci Ramadhan ini.

Menurut dr. Rinesha, kurma bisa mengembalikan energi bagi para pasien DBD yang umumnya mengalami lemah, lesu, dan pusing.

“Terutama memiliki gejala seperti lemah, lesu, pusing. Nah ini bisa mengembalikan energi dengan cepat dengan konsumsi buah kurma,” ujar dr. Rinesha dikutip dari video dalam kanal Youtube Klinik Mutiara Cikutra, Rabu(27/3/2024).

Mereka yang terkena DBD memang sering merasa badan lemas dan nyeri. Oleh karenanya, kandungan pemanis alami seperti glukosa, fruktosa, dan sukrosa di dalam kurma bisa kembali meningkatkan energi pasien.

“Buah kurma ini ada kandungan pemanis alaminya seperti glukosa, fruktosa, sukrosa. Nah kandungan dari pemanis alami ini bisa mengembalikan energi dengan cepat pada pasien-pasien demam berdarah,” katanya.

Akan tetapi, buah kurma bukan menjadi perawatan utama bagi pasien yang terkena DBD. Tentunya pasien DBD tetap harus menjalankan proses perawatan dengan bantuan dokter dan ahli untuk penanganan utamanya agar cepat pulih.

Buah kurma hanyalah penunjang makanan yang bisa meningkatkan kondisi tubuh agar semakin membaik. Selain itu, beberapa langkah pencegahan pun harus tetap dilakukan agar rumah tidak menjadi sarang berkembangbiaknya nyamuk aedes aegypti.

Dokter Rinesha menyarankan masyarakat agar tidur menggunakan pakaian yang panjang. Hal ini bertujuan agar nyamuk tidak menggigit kulit pada saat tidur. Tak cuma itu, jangan biarkan adanya genangan-genangan air di rumah yang bisa jadi sarang nyamuk.

“Mencegah genangan air yang ada di rumah seperti misalnya di pot bunga ataupun wadah-wadah penampungan air yang lainnya karena justru genangan genangan air ini bisa menjadi sarang tempat berkembangbiaknya jentik-jentik nyamuk,” katanya.

 

 

Sumber: Okezone.com

#Kesehatan

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index