Riauaktual.com - Para gelandangan dan pengemis atau gepeng tidak pernah ada habisnya di Kota Pekanbaru. Mereka selalu ada di sejumlah persimpangan lampu merah di beberapa ruas jalan protokol. Mereka meminta belas kasih para pengendara yang melintas.
Ada yang memiliki modus berjualan tisu hingga menjadi pengamen. Kondisi ini membuat keindahan kota menjadi terganggu dengan adanya kehadiran gepeng yang hampir ada di setiap persimpangan jalan protokol.
Kepala Dinas Sosial Kota Pekanbaru, Idrus mengatakan, dari pemerintah kota memang untuk saat ini belum dilakukan razia gabungan yang melibatkan instansi terkait lainnya seperti Satpol PP. Namun, dinas sosial sendiri tetap melakukan razia rutin untuk menjaring para gepeng.
"Untuk razia gabungan sekarang ini tidak dilaksanakan, sebab pihak Satpol PP disibukkan untuk pengamanan masalah sampah. Membantu DLHK dalam rangka penertiban buang sampah sembarangan," kata Idrus, Kamis (23/11).
Untuk antisipasi para gepeng terus menjamur, Idrus menyebut tim Satgas dari Dinas Sosial Pekanbaru tetap melaksanakan kegiatan penertiban setiap hari. Mereka menyasar persimpangan lampu merah dan wilayah rawan gepeng.
"Kami rutin melaksanakan razia, baik di lampu merah maupun persimpangan," ulasnya.
Pihaknya mengklaim jumlah gepeng jauh berkurang dibandingkan tahun lalu. Pada tahun 2022 lalu ada sekitar 245 orang yang diamankan Dinsos. Sementara pada tahun ini hanya sekitar 60 orang lebih.
Pada tahun 2022 lalu gepeng yang ditangkap Dinsos Pekanbaru dilakukan pendataan dan assesment. Mereka yang ditangkap tidak hanya sekedar ditanya tentang asal usul mereka, namun juga menggali bakat mereka.
"Ini berkurang ni, tahun 2022 kemarin 245 orang, tapi tahun ini sampai sekarang baru sekitar 60 an, berarti ini banyak yang berkurang. Dulu itu kita antarkan pulang kampung semuanya, dulu itu kita buat pernyataan, perjanjian. Bisa jadi ini yang mengakibatkan mereka tidak turun lagi," jelas Idrus.
Berbagai macam cara dilakukan mereka untuk menarik simpati si pemberi. Para Gepeng secara terang-terangan meminta kepada pengendara yang berhenti di persimpangan jalan. Saat lampu merah menyala, mereka meminta dengan cara menadahkan tangannya kepada si pemberi.
Ia juga mengaku, banyaknya Gepeng di Pekanbaru karena ada yang berasal dari luar daerah seperti dari kabupaten/kota tetangga dan bahkan dari luar provinsi.
"Kalau yang kita dapati itu orang luar, khusus kabupaten tetangga kita yang antar pulang. Tapi kalau mereka dari luar provinsi kita serahkan ke dinas sosial provinsi yang ngantar. Tapi kalau KTP Pekanbaru, inilah yang kita lakukan assesment dan kita lakukan pembinaan hingga dikasih modal awal usaha," pungkasnya.
#Pekanbaru
