Warga Rohil Diminta Rehab Rumah Jadi Homestay Jelang Festival Bakar Tongkang

Warga Rohil Diminta Rehab Rumah Jadi Homestay Jelang Festival Bakar Tongkang
Kadispar Riau Roni Rahmat

Riauaktual.com - Masyarakat Kabupaten Rokan Hilir diminta kreatif menangkap peluang dari perputaran ekonomi menjelang festival budaya Bakar Tongkang awal Juli 2023. Salah satunya menyulap rumah mereka menjadi homestay atau penginapan untuk disewa wisatawan yang akan berkunjung.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Riau Roni Rahmat memperkirakan Bakar Tongkang kali ini akan menyedot banyak perhatian wisatawan. Sebab, festival nasional ini sudah tiga tahun belakangan tidak diselenggarakan karena pandemi Covid-19. 

Dia menjelaskan, momen tersebut hanya ada setahun sekali. Salah satu peluang ekonomi yang bisa diberdayakan, yakni bagaimana masyarakat tempatan bisa menyulap kediaman mereka menjadi homestay. 

"Hotel-hotel di Rokan Hilir jumlahnya terbatas dan sudah pasti penuh. Kami mendorong bagaimana masyarakat bisa memanfaatkan iven ini untuk membangun homestay pada rumah-rumah mereka,” kata Roni, Senin (19/6).

Roni menjelaskan, dalam festival budaya Bakar Tongkang Rohil 2023 ini, Pemprov Riau memberikan bantuan pada sektor-sektor pendukung agar pelaksanaan acara berjalan sukses. Termasuk memberikan support bagaimana masyarakat setempat bisa memanfaatkan peluang dari perputaran ekonominya.

"Kita dari Pemprov Riau menyupport, dari Kemenpar juga support. Makanya peluang ekonomi masyatakat ini harus bisa ditangkap," ucapnya.

Selain itu, Pemprov Riau juga akan memanfaatkan peluang ini untuk memperkenalkan produk-produk ekonomi kreatif (Ekraf) Riau, agar lebih dikenal hingga internasional. Termasuk kegiatan yang bersifat hiburan selama pergelaran festival budaya Bakar Tongkang berlangsung nantinya.

"Tentunya akan ada banyak pameran yang akan ditampilkan di sana, termasuk produk dengan nilai budaya, karya-karya anak Riau dan potensi lokal, juga akan ditampilkan di sana," tuturnya.

Festival budaya ini diperkirakan akan dikunjungi banyak perhatian para wisatawan. Baik wisatawan dalam negeri maupun mancanegara setelah vakum selama tiga tahun akibat pandemi Covid-19.

"Kami prediksi jumlah wisatawannya cukup membludak. Karena sudah tiga tahun tidak dibuka, melihat animo wisatawan sangat antusias menyambut Festival Bakar Tongkang," jelasnya.

Menurut Roni, salah satu faktor pendukung adalah meningkatnya jumlah wisatawan pada saat festival Bakar Tongkang di Rohil. Sebab, dari pihak maskapai di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru akan melakukan penambahan rute penerbangan internasional, terutama untuk rute penerbangan dari Malaysia ke Riau juga sebaliknya.

Penambahan rute penerbangan internasional ini, biasa dilakukan oleh pihak maskapai terutama momentum hari besar dan iven-iven wisata budaya seperti Bakar Tongkang.

"Informasi yang kami terima seperti itu. Namun untuk kepastiannya belum kami tindaklanjuti, terutama untuk rute penerbangan Malaysia," kata Roni.

Bahkan, Pemprov Riau sudah dilibatkan dalam rapat persiapan bersama dengan panitia dan Pemkab Rohil. Sesuai dengan arahan dari Sekdaprov Riau SF Harianto, Pemprov Riau terlibat langsung dalam membantu menyukseskan festival Bakar Tongkang tahun ini.

"Salah satunya arah Pak Sekda bagaimana Pemprov bisa memastikan kelancaran akses bagi wisatawan ke lokasi. Termasuk pemberdayaan masyarakat setempat untuk mengembangkan bisnis homestay, karena hotel-hotel pasti penuh nantinya," pungkasnya.

Festival Bakar Tongkang dilaksanakan sebagai bagian dari upacara adat bakar tongkang yang sudah menjadi tradisi turun-temurun di Rokan Hilir. Itu merupakan sebagai wujud rasa syukur dan penghormatan kepada dewa-dewa laut atas hasil tangkapan ikan yang melimpah.

Acara itu juga diadakan untuk mempromosikan pariwisata dan budaya daerah kepada wisatawan yang datang berkunjung. 

Tradisi dari leluhur ini memiliki cerita yang sangat erat dengan kelompok imigran Tiongkok pertama yang meninggalkan tanah air mereka serta menetap di Riau di pulau Sumatra yang kemudian dikenal dengan nama Bagansiapiapi. Bakar tongkang berarti membakar kapal terakhir tempat mereka berlayar, pada tahun 1826. 

Dalam sejarahnya, diyakini bahwa leluhur Bagansiapiapi merupakan orang Tang-lang generasi Hokkien yang berasal dari Distrik Tong’an (Tang Ua) di Xiamen, Provinsi Fujian, di Tiongkok Selatan. Mereka disebut meninggalkan Tanah Airnya dengan kapal yang mempunyai pangkalan datar. 

Kapal itu digunakan sebagai alat pengangkat pasir serta mineral yang ditambang kemudian ‘tongkang’. Awalnya ada 3 kapal tongkang saat ekspedisi tersebut, tetapi cuma satu kapal yang menggapai tepi laut Sumatera. 

Follow WhatsApp Channel RiauAktual untuk update berita terbaru setiap hari
Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Pilihan

Index

Berita Lainnya

Index