Riauaktual.com - Serdadu berseragam hijau hilir mudik mengitari kota. Beberapa diantaranya dengan setia menunggu di titik-titik jajanan rakyat yang menyebar merata di penjuru tempat. Wajah-wajah lelah terbayar kala melihat senyuman para konsumen semringah.
Anto, pemuda yang tiga tahun terakhir bergabung menjadi mitra Gojek salah satu diantara mereka. Senyum pria 36 tahun itu tampak jelas menyeringai di balik masker hitam yang ia kenakan kala mendengar dentingan notifikasi masuk ke Android usang.
Untuk menghindari potensi kesalahan, tak luput dia pun mengkroscek ulang ke pemesan. Lantas, dengan sigap, dia bergerak memenuhi pesanan pelanggan.
Jauh di lubuk hati, Anto bangga menjadi bagian dari penggerak ekonomi di tengah pandemi. Dia percaya, langkah kecil dia dan rekan-rekannya memberikan dampak besar bagi kebangkitan ekosistem usaha mikro kecil dan menengah Bumi Pertiwi.
"Alhamdulillah, saya bangga disebut memberikan kontribusi bagi kebangkitan ekonomi," kata dia.
Jauh dari itu, dia juga bersyukur ekonomi keluarga kecilnya masih terjaga. Dengan beragam kreasi dan inovasi, Gojek begitu memperhatikan para mitra. Dia dan rekan-rekannya merasa sangat dihargai menjadi bagian dari semangat perubahan tersebut.
"Alhamdulillah. Selama pandemi, kami bisa membiayai keluarga. Sampai sore hari ini saja, sudah Rp200.000 pendapatan saya," kata Anto yang khusus melayani jasa GoFood tersebut.
Pengakuan Anto berbanding lurus dengan program-program yang diusung Gojek. Sejak pandemi melanda, 42 persen UMKM menggunakan platform digital seperti Gojek dan media sosial sebagai antisipasi kebijakan PPKM.
Dalam daftar GoFood diketahui sebanyak 43 persen UMKM bergabung menjadi mitra usaha pengusaha pemula dan sebanyak 250 ribu usaha kuliner baru go online di GoFood pada masa pandemi 2020.
Hal tersebut merupakan salah satu upaya Gojek untuk dapat berperan aktif mendorong UMKM go online dan bertahan dan tumbuh di tengah masa pandemi.
Chief Food Officer Gojek Group, Catherine Hindra Sutjahyo mengatakan walaupun sudah berhasil pindah ke platform online, UMKM kuliner masih menghadapi tantangan dalam memastikan keberlanjutan bisnis.
"Kami mempelajari bahwa dukungan edukasi dan pengembangan kapasitas melalui Komunitas Partner GoFood (KOMPAG) penting dilakukan, agar UMKM dapat meningkatkan keterampilan dan mampu bersaing di tengah kompetisi bisnis kuliner yang semakin ketat," ujarnya.
Ia menyebut komunitas KOMPAG merupakan pionir wadah komunitas UMKM kuliner di industri digital kini tumbuh menjadi wadah terbesar yang diikuti oleh lebih dari 107 ribu UMKM kuliner dari 70 kota di Indonesia untuk menambah ilmu, berkolaborasi, dan berjejaring.
Menurutnya, program pelatihan dan kesempatan berjejaring ratusan ribu UMKM kuliner berhasil meningkatkan keterampilan bisnis.
Catherine menambahkan, program tersebut juga sebagai ajang pelatihan yang dipandu oleh mentor. Para mitra UMKM kuliner juga bisa mendapatkan tips sukses mengelola bisnis secara mandiri lewat aplikasi GoBiz dan mengakses menu 'BizTips'.
"Berkat kegigihan mitra UMKM serta dukungan GoFood, rata-rata pendapatan bulanan mitra UMKM kuliner yang bergabung di masa pandemi meningkat hingga 7 kali lipat. Inilah yang terus memotivasi kami untuk berinovasi dan memperkuat wadah edukasi serta berjejaring, KOMPAG," imbuh Catherine.
Reza Soekma merasakan benar bagaimana platform digital menjadi penyelamat usaha kecil yang tengah ia rintis. Siang itu di Kota Pekanbaru, Riau, Reza tampak begitu sibuk. Badannya yang tambun terus bergerak hingga keringat bercucuran membasahi pelupuk mata.
Kesibukan itulah yang telah menghapus getir dan mengubahnya menjadi senyum bahagia. Senyum yang merekah renyah menggoreskan lembah-lembah tajam di keningnya.
Di saat semua tiarap akibat pandemi, Reza memberanikan diri untuk terus mengadu rezeki. Dia membuka warung jajanan di pinggir jalan. Modal utamanya, keberanian dan kepercayaan.
Percaya bahwa Tuhan itu maha memberi solusi. Berani bahwa waktunya mengambil keputusan saat pekerjaannya mulai bergelora akibat pandemi.
Dengan modal cekak, bapak dua anak itu pun memesan gerobak. Ia mempertaruhkan sebagian tabungan. Gerobak berdiri, lemari kaca pun terisi. Gerobak itu diberi warna kuning menyala. Terpampang tulisan aksen merah dengan nama Kebab Alif.
Ia ingin menjadi bagian dari perubahan melalui digitalisasi. Dia yakin, Gojek yang telah merambah lima negara akan terus berinovasi dan beradaptasi dengan cepat di masa pandemi.
Terbukti, Reza tidak salah langkah. Uahanya mulai menunjukkan hasil. Berawal dari satu gerobak, usahanya berkembang dan memiliki satu cabang. Patut diingat, usahanya dilakukan di waktu yang kurang beruntung. Kedua usahanya kini berada di lokasi strategis, sebuah wilayah pemukiman pada penduduk, bagian selatan Kota Pekanbaru.
Reza bilang, mayoritas pelanggannya memesan dari Gofood. Menjaga rasa, kualitas, dan strategi promo yang dia terapkan pada waktu tertentu membuahkan hasil. "Alhamdulillah, meski kecil-kecilan, namun usaha ini cukup untuk membuat dapur saya tetap mengepul," katanya merendah.
Lain Reza, lain pula Kiki Handoria. Ibu muda dua anak itu merasakan manfaat besar keberadaan Gojek yang kini telah melayani ratusan kota di lima negara dunia. Kiki yang kesehariannya menikmati waktunya mendidik si kecil yang mulai mengenyam pendidikan sekolah dasar itu terbantu dengan keberadaan beragam fitur Gojek, terutama promo Gojek Go To School dan GoSend.
"Alhamdulillah. Gojek begitu membantu anak-anak yang mulai kegiatan tatap muka di sekolah. Bagi aku, tidak ada keraguan memberangkatkan anak ke sekolah selain dengan Gojek," paparnya.
Selain itu, Kiki mengatakan keberadaan Gojek telah membantu dia dalam menyelesaikan limitasi dan hambatan selama pandemi. Terutama usaha kue dan reseller pakaian wanita yang dia jalankan. Dengan fitur GoSend dan membuka toko daring di Tokopedia, dia dapat menjangkau konsumen ke berbagai penjuru kota tanpa batas.
Agus, Kiki, dan Reza bagai dua sisi mata uang yang saling melengkapi melalui aplikasi besutan anak negeri, Gojek. Dengan aplikasi semudah sentuhan jari, mereka dapat terus menjadi bagian dari penggerak roda ekonomi dan bangkit bersama di masa Pandemi.
Kontribusi Gojek Rp249 Triliun
Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) menyatakan bahwa Gojek dilaporkan telah memberikan kontribusi sebesar Rp 249 triliun dalam membantu perekonomian Indonesia pada tahun 2020.
Jumlah tersebut setara dengan 1,6 persen dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2020 yang berdasarkan Badan Pusat Statistik, PDB Indonesia pada 2020 adalah Rp15.434 triliun.
Angka Rp249 triliun yang disumbangkan oleh Gojek pada 2020 itu sendiri mengalami peningkatan 60 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Wakil Kepala LD FEB UI, Paksi C.K Walandouw menyatakan kontribusi itu disalurkan Gojek melalui ekosistemnya dan GoTo Finansial. Paksi menjelaskan bahwa dampak ekonomi dari keseluruhan Gojek menyumbang angka Rp 96 triliun, sementara GoTo financial sebesar Rp 23 triliun.
"Ini dasarnya adalah dampak dari keseluruhan ekosistem Gojek sendiri, yaitu Rp96 triliun, lalu Go To Financial juga diambil (ditambahkan). Jadi kontribusi keseluruhan mencapai Rp119 triliun," ungkap Paksi.
Selanjutnya, angka tersebut dihitung dengan multiplier atau angka pengganda yang diambil dari faktor eksternal, seperti produsen usaha yang menjual bahan baku ke mitra terkait serta jasa angkutan darat.
Masing-masing multiplier memiliki angka asumsi sebesar 1,77 untuk jasa angkutan darat, sementara multiplier makanan dan minuman adalah sebesar 2,44.
Dari total perhitungan antara kontribusi Gojek dan GoTo Financial, yakni sebesar Rp119 triliun dan multipler yang dimaksud, maka didapatlah angka kontribusi Gojek untuk perekonomian nasional yang sebesar Rp249 triliun.
Angka pengganda artinya ketika suatu usaha restoran maju, maka Ia akan membeli banyak sumber daya seperti sayur, gula, dan lain-lain, sehingga tidak hanya usahanya bergerak tapi juga menggerakkan usaha-usaha lain," lanjut Paksi.
Kepala Lembaga Demografi FEB UI, Turro S. Wongkaren menilai bahwa kontribusi dana yang dilakukan Gojek hampir setara dengan sepertiga alokasi anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang dikucurkan Pemerintah di angka Rp744,77 triliun.
"Hanya satu ekosistem perusahan mampu memberikan sepertiga dari keseluruhan APBN yang dikucurkan untuk itu. Ini semua kalau kita adding up bisa sangat membantu pemulihan perekonomian Indonesia," jelas Turro.
Meningkat selama pandemi
Sementara menurut Peneliti LD FEB UI, Alfindra Primaldhi, keberadaan ekosistem Gojek dinilai dapat membantu meningkatkan pendapatan mitra driver dan UMKM selama pandemi.
Sebab, kebiasaan berbelanja masyarakat Indonesia dilaporkan meningkat tajam selama pandemi, terutama dalam pemakaian ekosistem layanan Gojek.
Dalam penelitian ini kami juga melihat mayoritas konsumen (lebih dari 80 persen) konsisten menggunakan aplikasi Gojek, dan membelanjakan lebih dari seperempat pendapatan bulanannya di dalam ekosistem ini," kata Alfindra.
Sebagai informasi, riset yang dilakukan LD FEB UI telah melibatkan responden yang terdiri dari konsumen, UMKM, serta mitra driver yang telah menggunakan layanan Gojek sebelum pandemi Maret 2020, yang tercatat dalam basis data Gojek.
Riset dilakukan di 21 kota yang mencakup Manado, Samarinda, Balikpapan, Pekanbaru, Makassar, Palembang, Lampung, Medan, Denpasar, Solo, Tangerang Selatan, Depok, Semarang, Malang, Bogor, Yogyakarta, Tangerang, Bekasi, Surabaya, Bandung, dan Jakarta.