JAKARTA, RiauAktual.com - Gelombang protes menyeruak di Brasil terkait kebijakan pemerintah negara bagian Sao Paulo kepada pencari kerja perempuan. Protes dilancarkan karena Departemen Pendidikan negara bagian mewajibkan para calon guru perempuan untuk menjalani ujian ginekologi atau membuktikan keperawanan mereka untuk bisa menjadi guru.
Departemen pendidikan negara bagian Sao Paulo mengharuskan calon guru perempuan untuk menjalani test 'pap smear' untuk membuktikan mereka bebas dari berbagai kanker. Pilihan lain adalah menyertakan surat dokter yang memverifikasi bahwa mereka belum aktif secara seksual. Sontak kebijakan tersebut diprotes karena dianggap melanggar hak privasi perempuan.
"Itu melanggar hak-hak perempuan. Ini informasi yang sangat intim yang harus dijaga setiap perempuan," kata Ana Paula de Oliveira Castro seorang aktivis gender dilansir AP di Sao Paulo, Jum`at, (8/8/2014).
Kebijakan departemen pendidikan negara bagian Sao Paulo setidaknya sudah berjalan sejak tahun 2012. Melalui kebijakan ini setiap kandidat guru harus dalam kondisi sehat dan tidak mempunyai masalah kesehatan reproduksi. Kritik terus berdatangan karena dianggap membahayakan hak privasi perempuan di Brasil.
"Wanita itu memiliki hak untuk memilih apakah akan mengambil ujian yang tidak akan mempengaruhi kehidupan profesionalnya. Kebijakan tersebut melanggar konstitusi, merendahkan martabat manusia, melanggar prinsip kesetaraan dan hak akan kehidupan pribadi," tambahnya. ***
Editor: Riki
Sumber: Metrotv