Riauaktual.com - Pantai pasir serasah dihiasi hutan mangrove jadi keindahan tersendiri yang menjadikan Pantai Terumbu Mabloe bisa menjadi objek wisata di Kabupaten Indragiri Hilir, Riau. Destinasi wisata yang berada di Desa Sungai Bela Kecamatan Kuindra itu juga memiliki objek lain yang bisa menarik wisatawan dengan pantai lumpurnya.
Ya, pantai lumpur. Disamping pantai berpasir sersah yang berasal dari kulit hewan laut di Pantai Terumbu Mabloe, hamparan pantai lumpur yang luas merupakan bagian tak terpisahkan dengan suku Duanu, salah satu suku yang mendiami daerah perairan Indragiri Hilir.
Bagi suku Duanu, pantai lumpur merupakan tempat mereka untuk mencari rezeki dengan cara manongkah, yakni mencari hewan-hewan laut yang hidup di lumpur seperti kerang dan udang nenek menggunakan alat yang disebut tongkah.
Tongkah adalah papan sepanjang 1,5-2 meter yang menjadi tumpuan atau titian yang biasanya dipasang pada tempat becek dan basah (lumpur). Teknik menongkah dilakukan dengan satu kaki bertumpu pada tongkah sedangkan kaki lainnya berfungsi sebagai pengayuh agar papan tongkah bisa melaju dilumpur.
Meski kegiatan manongkah bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat Suku Duanu. Namun, Sejak 2017, Menongkah telah dikukuhkan oleh pemerintah pusat sebagai Warisan Budaya Tak Benda.
"Ini (pantai lumpur) adalah sarana tempat bermain yang menarik. Jarang-jarang orang bisa bermain lumpur dengan cara menongkah seperti ini. Ini adalah tempat wisata yang luarbiasa sehingga orang-orang bisa bermain lumpur dan melakukan tradisi orang suku Duanu," ungkap Ketua DPRD Inhil, Ferryandi saat menghadiri Wisata Jurnalistik di Pantai Terumbu Mabloe bersama Insan Pers, Selasa 9 Februari 2021.
Peserta wisata jurnalistik coba kegiatan manongkah yang jadi tradisi Suku Duanu
Kehadiran Insan Pers Kabupaten Indragiri Hilir pada kegiatan wisata jurnalistik di Pantai Terumbu Mabloe disuguhi dengan aktraksi menongkah yang dilakukan anggota suku Duanu yang tinggal di Desa Sungai Bela.
Tidak hanya melihat, para peserta wisata jurnalistik juga berkesempatan menjajal kegiatan manongkah.
"Capek karena baru belajar tekniknya, tapi seru, " celutuk Ardiansyah, Ketua PWI Inhil setelah mencoba menongkah.
Bagi masyarakat Desa Sungai Bela, Pantai Terumbu Mabloe merupakan rahmat yang diberikan tuhan kepada mereka.
"Ini adalah rahmat tuhan. Pantai Terumbu Mabloe daya tarik yang bisa dijadikan objek wisata. Karena itu, kami masyarakat Desa Sungai Bela berharap pemerintah bisa mendukung dan mempromosikan Pantai Terumbu Mabloe sehingga lebih baik dan bisa dikenal oleh masyarakat luas seperti pantai solop yang sudah tenar," ungkap Agusman, Kepala Desa Sungai Bela.
Sayangnya, dengan semua potensi tersebut, Pantai Terumbu Mabloe tidak bisa selalu dikunjungi setiap saat oleh wisatawan karena sangat terkait dengan kondisi pasang surut air sungai.
Pantai Terumbu Mabloe akan hilang dari pandangan sesaat setelah air pasang dan hamparan pasir sersah dan lumpur tersebut akan kembali muncul ke permukaan ketika air surut.
Peserta wisata jurnalistik foto bersama di Pantai Terumbu Mabloe
Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, Olahraga dan Budaya (Disparporabud) Kabupaten Indragiri Hilir Junaidi Ismail mengatakan pihaknya akan segera membuat masterplan dalam upaya pengembangan Pantai Terumbu Mabloe sehingga bisa menjadi objek wisata andalan.
"Masih banyak yang harus dilakukan, terutama untuk infrastruktur sarana dan prasarananya. Kalau sudah kita tata, para pengunjung dapat rutin datang, misalnya dihari libur hadir disini," pungkas Junaidi.