PEKANBARU, RiauAktual.com - Sampai saat ini, terbengkalainya pembangunan Pasar Cik Puan Kota Pekanbaru terus menjadi pertanyaan anggota DPRD. Awalnya, pembangunan Pasar Cik Puan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Pekanbaru sempat terhenti karena adanya sengketa lahan dengan Pemerintah Provinsi Riau. Namun setelah Pemerintah Provinsi Riau menyerahkan pengelolaan Pasar Cik Puan ini kepada Pemerintah Kota Pekanbaru, namun sampai saat ini belum ada kejelasan Pemko Pekanbaru untuk membangun kembali Pasar Cik Puan.

Anggota DPRD Kota Pekanbaru Zaidir Albaiza, mengatakan, pihaknya sangat menyayangkan sikap Pemko Pekanbaru yang lamban menyikapi persoalan Pasar Cik Puan yang terletak di Jalan Tuanku Tambusai ini. Janji Pemko untuk mencari investor untuk membangun dan mengelola Pasar Cik Puan kini belum juga terealisasi.

"Jadi, untuk menyelesaikan persoalan pembangunan Pasar Cik Puan ini agar persoalan ini tidak berlarut-larut, maka kita meminta Pemko menganggarkan pembangunan Pasar Cik Puan dengan anggaran ABT 2014 ini," ungkap Zaidir Albaiza, Sabtu (22/3/2014).

Seharusnya, sambung Zaidir Albaiza yang juga politisi PKB ini, Pasar Cik Puan ini juga sumber PAD bagi Kota Pekanbaru bila benar-benar dikelola dengan manajemen yang baik.

"Jadi kenapa pula kita sia-siakan kalau kesempatan sudah ada di depan mata kita. Untuk itu, saya menekan kembali kepada Pemko agar di akhir 2014 ini Pasar Cik Puan sudah bisa dibangun. Kalau masalah anggaran untuk pembangunan Pasar Cik Puan ini, tentu kita dari DPRD Kota Pekanbaru akan mendukung, sebab pasar ini juga untuk kepentingan masyarakat, khususnya para pedagang yang selama ini masih terlunta-lunta dan kehilangan tempat untuk berjualan," tuturnya.

Ditegaskan Ketua Ikatan Sosial Pedagang Pasar Pekanbaru ini, jika tidak juga dianggarkan tahun 2014 ini, maka pihaknya akan melakukan pemanggilan terhadap dinas terkait.

"Bagaimana mencari solusi terbaik untuk membangun Pasar Cik Puan yang masih terbengkalai ini, kita akan panggil pihak-pihak terkait karena masyarakat pedagang sudah mengeluh dengan kondisi tempat penampungan sementara berjualan yang penuh risiko," pungkasnya. (ysf)