PLN Dicerca Saat Hearing Bersama DPRD Pekanbaru

PLN Dicerca Saat Hearing Bersama DPRD Pekanbaru
Hearing DPRD Pekanbaru Bersama PLN

PEKANBARU (RA)- Pemadaman listrik di Riau yang semakin hari semakin meresahkan, membuat komisi IV DPRD kota Pekanbaru melakukan pemanggilan guna Hearing bersama jajaran staf dan kepala Perusahaan Listrik Negara (PLN) Riau, Kamis (26/9/2013).

Hadir dalam Hearing tersebut Pelaksana Harian GM Riau Ari Wardana, Manager Area Pekanbaru Agus Sutjahjo berserta beberapa orang staf PLN kota Pekanbaru.

Anggota DPRD kota Pekanbaru dalam hearing yang di pimpin langsung ketua komisi IV, Firdaus Basir, mencerca dan mengkritisi pemadaman yang sudah seperti meminum obat tiga kali sehari. DPRD tidak mau mendengar lagi janji-janji PLN, tetapi sebaliknya, langkah konkret penanganan secepatnya.

Anggota komisi IV M Sabarudi, yang dalam hearing cukup Vokal mempertanyakan dengan tegas, Kalau krisis listrik di Sumatera dan khususnya di Riau sudah dinyatakan oleh PLN sebagai kondisi yang tak bisa mereka atasi sendiri, lalu apa yang harus dilakukan ? berarti sama saja ini dengan Hearing mencari solusi yang tidak jelas.

"PT PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau (WRKR) tidak mempunyai solusi apa pun terkait pemadaman berkepanjangan. Kekurangan air di bagian pembangkit dan pemeliharaan mesin, selalu menjadi alasan klasik PLN," cerca nya dalam Hearing.

Dalam uraiannya Pelaksana Harian GM Riau Ari Wardana, menjelaskan, bahwasanya terdapat dua jenis pemadaman yang dilakukan di Riau saat ini, yang pertama pemadaman terencana, yang ditimbulkan akibat adanya jadwal pemeliharan baik di mesin pembangkit atau jaringan distribusi. Yang kedua pemadaman yang ditimbulkan akibat adanya gangguan yang tidak diinginkan baik di mesin pembangkit atau jaringan distribusi.

"Jadi jika defisit daya sampai dengan 30 MW maka dilakukan pemadaman secara bergilir dua kali sehari dalam satu hari. namun jika terjadi defisit lebih dari 30 MW maka dilakukan pemadaman secara bergilir dua kali dua jam dalam satu hari," jelasnya.

PLN bukannya tidak berusaha, ujar Ari lagi, guna mempertahankan volume air pada lokasi area cakupan PLTA koto Panjang, singkarak, dan maninjau maka dilakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). "Sementara guna untuk mengatasi defisit, langkah lain PLN juga meminta pelanggan besar yang mempunyai pembangkit sendiri (Captive Power) untuk mengoperasikan pembangkitnya," terangnya.

Laporan : Doni

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index