Sumpah Serapah Masyarakat untuk PLN Selama Ramadhan

Sumpah Serapah Masyarakat untuk PLN Selama Ramadhan
ilustrasi. FOTO: int

PEKANBARU, RiauAktual.com - Sudah agak terlambat bangun, Wanti (38), warga Jalan Suka Karya Ujung, Kamis (25/7/2013) dini hari lalu, langsung bergegas menyiapkan makanan sahur untuk suami dan anaknya. Berhubung nasi telah habis saat makan usai tarawih bersama keluarganya yang berdatangan, maka sahur kali ini Wanti terpaksa memasak nasi lagi.

Dilihat jarum jam dinding yang berada tak jauh dari dapurnya, menunjukkan pukul 03.48 WIB, Wanti mulai resah, karena nasi yang dimasak di magicom, baru dimasukkan sejak 19 menit yang lalu, dengan artian, untuk memasak nasi biasanya, Wanti masih menunggu waktu sekitar 10 menit lagi untuk menghidangkan nasi yang sedang ditanak.

"Yang saya takutkan nasi tak masak jelang imsak, eh rupanya memang tak masak karena lampu tiba-tiba mati. Saya mengutuk-ngutuk dalam hati, gara-gara mati lampu kami tak jadi sahur pakai nasi," kata Wanti, Kamis pagi.

Diceritakan Wanti, ketika ditemui di kediamannya, saat mati lampu dini hari itu, ia mengira kilometernya yang membalek, karena kelebihan daya. "Soalnya kipas, lampu, dispenser, dan ditambah lagi magicom hudup, saya kira kilometernya membalek. Saya cek keluar rumah, rupanya rumah tetangga juga mati lampu," katanya.

Tak ada harapan lagi, Wanti menghidangkan makanan yang bisa dimakan untuk suaminya yang juga sudah sibuk menghidupkan lampu semprong. Sementara putrinya yang duduk di kelas dua sekolah dasar, juga sudah bersiap di meja makan untuk sahur.

"Untung saja ada roti, saya bikin teh, sahur pakai roti lah kami. Si Luna (anaknya, red) kasihan, dia takut ninggalin puasa, entah sanggup dia puasa nanti entah ndak," kata Wanti yang mengatakan puasa putrinya belum ada yang bolong.

Pemadaman listrik di area Rayon Panam, Jalan Suka Karya Ujung ini, terjadi sekitar pukul 03.50 WIB, setelah setengah jam, listrik hidup lagi. Pemadaman ini juga terjadi di daerah lainnya kawasan Tangkerang Tengah. Pemadaman di daerah ini terjadi saat tadarusan.

"Sangat terganggu tadarusnya, karena gelap dan pengeras suara tak bisa hidup. Memang PLN selama Ramadhan ini sering kali matikan lampu, setiap hari malahan, kalau tak siang, sore, kalau tidak malam seperti ini, sahur juga pernah," kata warga Jalan Cendrawasih, Rahma.

Selain mengganggu kegiatan tadarusan di masjid, di rumah Ibu anak satu ini juga tidak nyaman lagi, karena cuaca panas dan bayinya pun tak bisa tidur. "Anak saya kalau kipas tak hidup, dia tak bisa tidur. Apalagi gelap, sesak nafasnya, penerangan hanya lampu hp saja," sebut Rahma.

Laporan: Riki

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index