RIAU (RA)- Bank Indonesia (BI) Wilayah Provinsi Riau memasuki semester II tahun 2013 melakukan koreksi terhadap target pertumbuhan ekonomi Riau.
Kalau awal tahun pertumbuhan ekonomi Riau tanpa Minyak dan Gas (Migas) di prediksi tumbuh 7,8 persen. Maka melihat fenomenal harga Crude Palm Oil (CPO), turunnya lifthing minyak serta dampak politik pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) BI melakukan koreksi menjadi 7,7 persen atau turun 0,1 persen.
Peneliti Ekonomi Madya BI Kantor Wilayah Riau, M. Majid Ikram, Kamis (25/7/2013) menjelaskan meski koreksinya kecil hanya 0,1 persen tetapi pengaruhnya besar ke semua sektor.
"Dampak dari kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) terhadap proyeksi ekonomi Riau di 2013 BI tidak terlalu optimis, karena harga CPO belum mencapai harga Rp 1.200 perkilogram. Sehingga Ekonomi Riau tahun 2013 di revisi pertumbuhan tanpa migas 7,7 persen turun dari 7,8 persen. Dengan migas juga di koreksi dari 2 Persen menjadi 1,8 persen," ujarnya.
Meski demikian lanjut Majid, untuk tahun 2014 proyeksi ekonomi masih ada harapan karena ada pemilu Presiden di sana.
"kemungkinan akan terjadi perlambatan ekonomi tetapi besarannya tidak drastis. Kita akan lakukan kaji efek Pemilu Presiden terhadap ekonomi Riau. Ekonomi di Riau masih kondusif karena pola konsumsi yang masih tinggi karena daya beli masyarakat Riau cukup bagus. Walaupun terjadi penurunan keyakinan konsumen di Riau, tetapi mereka masih optimis. Mudah-mudahan trend harga CPO meningkat, karena kalau cpo turun kita kewalahan, karena 45 persen ada di sektor sawit," pungkasnya.
laporan: Va
Editor: Doni dwi putra