Datangi Komisi III DPRD Kota Pekanbaru

Warga Tempatan Ngaku Dimintai Rp5 Juta Saat Daftar di SMAN 2 Pekanbaru

Warga Tempatan Ngaku Dimintai Rp5 Juta Saat Daftar di SMAN 2 Pekanbaru
Ilustrasi Pungli. FOTO: int

PEKANBARU, RiauAktual.com - Empat pria berbadan tegap menemui Anggota DPRD Pekanbaru, Selasa (2/7/2013). Tampak diterima empak orang ini disambut oleh Ketua Komisi III DPRD Kota Pekanbaru yang saat itu berada di lobi gedung DPRD Pekanbaru.

Beberapa saat setelah terjadi perbincangan di depan lift, Fadri mengajak empat pria ini masuk ke ruang rapat Komisi III yang berada di ujung lorong sebelah kiri dari lift itu. Empat pria ini ternyata terdiri dari dua orang wali murid yang akan mendaftarkan anaknya ke SMAN 2 Kota Pekanbaru melalui jalur tempatan, sementara dua pria lagi merupakan pemuda setempat yang bertindak sebagai saksi.

"Kedatangan kita disini ingin meminta meminta kejelasan dari Pak Dewan, karena kami merasa dipersulit. Kami ini masyarakat tempatan, rumah kami hanya berjarak 20 meter dari sekolah, tapi anak kami tidak diterima di sekolah itu," kata Yusuf Siregar (34) kepada Fadri di ruang komisi tersebut.

Yusuf merupakan paman dari Tamara Amelda Prianto (15). Yusuf beserta rekannya yang sama-sama ingin mendaftarkan anaknya ke SMAN 2 Kota Pekanbaru, Bustamar (52) dengan nama anak Fazur Rahman (15), ditolak oleh sekolah, padahal keduanya merupakan warga tempatan.

"Kalau saya ditolak karena kartu keluarga saya tak ada. Memang KK saya itu sekarang sedang dalam proses pengurusan, tapi saya lampirkan surat keterangan domisili dari RT, RW dan Kelurahan serta Kecamatan, tapi tetap saja ponakan saya ditolak," tutur Yusuf lagi menjelaskan.

Usut punya usut, beberapa saat kemudian, Yusuf mengatakan, ada orang komite yang bernama Rasyd menjanjikan bisa meloloskan ponakannya Yusuf sekolah di SMAN 2 tersebut, dengan catatan membayar Rp 5 juta.

"Tentu saya kaget, uang segitu banyak loh. Padahal saya ini kan warga tempatan, kok dipersulit lagi," tegasnya.

Saksi yang mendengar langsung ucapan dari komite sekolah yang meminta uang kepada wali murid yang akan mendaftarkan anaknya ke SMAN 2 Pekanbaru ini, Ali (37), bekerja sebagai tukang parkir sekolah setiap tahun ajaran baru, mengaku mengetahui adanya permintaan sejumlah uang oleh komite sekolah tersebut kepada wali murid yang tersangkut masalah saat mendaftarkan anaknya.

"Hampir semuanya pak, pokoknya kalau ada yang bermasalah administrasinya, maka dimintai diut. Besarannya 5 sampai 10 juta, itu yang saya tahu," kata Ali.

Curhatan berikutnya disampaikan Bustamar ayah dari Fazur Rahman. Bustamar yang kesehariannya bekerja sebagai tukang jahit baju ini mengaku anaknya ditolak masuk ke SMAN 2 Pekanbaru karena nilai yang tidak cukup.

"Anak saya nilainya 5,5, padahal di jalur tempatan kalau nilai segitu biasanya diterima. Jarak rumah saya dari sekolah 50 meter. Bagaimana ini Pak, katanya masyarakat tempatan lebih diprioritaskan," keluhnya ke Fadri yang saat itu sendirian menghadapi pengaduan masyarakat ini.

Laporan: Riki

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index