Riauaktual.com - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, mendatangkan seorang ahli komunikator satwa untuk menangkap harimau sumatera, Bonita di Desa Tanjung Simpang Kecamatan Pelangiran, Indragiri Hilir (Inhil), Riau.
Wanita muda bernama lengkap Shakti Wolvers Teegh ini berasal dari Canada. Saat ini dia telah bergabung dengan tim di Posko Estate Eboni atau lokasi konflik harimau sumatera, yang menerkam Jumiati dan Yusri Effendi.
Kepala BBKSDA Riau, Suharyono ketika dikonfirmasi Wartawan, Rabu (4/4) mengatakan, Shakti didatangkan untuk membantu mencari keberadaan Bonita.
"Shakti ini dari Yayasan ASARI. Dia bisa membaca keberadaan harimau berdasarkan suara aumannya. Sehingga, Shakti telah bergabung melakukan penyisiran ke lokasi yang sering dilewati Bonita," kata Suharyono.
Dia mengatakan, pencarian dilakukan tim di beberapa blok di perkebunan kelapa sawit, yang dilengkapi dengan senjata.
Beberapa hari sebelumnya, lanjut Suharyono, harimau sumatera muncul di blok 80/06 perkebunan sawit.
Saat itu, Iwan salah satu pendodos sawit sempat dikejar harimau. Beruntung pria 27 tahun itu selamat karena lompat ke kanal.
"Harimau berada persis di pinggir kanal. Lalu pergi. Setelah itu tim mengevakuasi warga dari kanal," ujar Suharyono.
Namun, petugas tidak menemukan harimau di lokasi dikejarnya waktu warga tersebut.
"Kita belum bisa pastikan apa itu Bonita atau bukan. Masih diidentifikasi," kata Suharyono.
Menurut dia, Bonita saat ini lebih sering berada di green belt atau hutan perusahaan. Hanya saja sesekali masuk ke perkampungan.
Sehingga, tim terus melakukan pencarian dan penyisiran lokasi yang sering dilintasi satwa dilindungi tersebut.
"Box trap dan kamera trap masih kita pasang. Tapi Bonita belum terpancing untuk masuk ke perangkap," kata Suharyono. (IG)
