Riauaktual.com - Sejak kasus dua anggota TNI AU ditimpuk durian oleh 15 anggota ormas Pemuda Pancasila, kedua pihak yang bersiteru dua kali melakukan pertemuan.
Pertemuan pertama terjadi pada Rabu, 23 Maret 2018 di rumah kediaman Kepala Pemuda Pancasila cabang Pondok Gede, Ousner Chan Sirait di daerah Pondok Gede.
Saat itu pertemuan dihadiri Kapolsek Jatiasih, Kapolsek Pondok Gede, Danramil, satu anggota TNI AU dan Ormas Pemuda Pancasila. Namun pertemuan itu tidak ada kesepakatan damai lantaran satu anggota TNI AU tidak hadir.
"Yang pertemuan pertama gagal, karena satu anggota tidak ada, jadi tidak ada kesepakatan," kata ketua Pemuda Pancasila Kota Bekasi, Ariyes Budiman dikutip Kriminologi.id, Minggu, 1 April 2018.
Gagalnya kesepakatan damai antara kedua belah pihak menimbulkan gejolak di lapangan dan menimbulkan beberapa kejadian.
Dari informasi yang didapat, tiga anggota ormas Pemuda Pancasila yang sedang berjaga di parkiran Rama Plaza Bekasi diculik orang tak dikenal. Keduanya kemudian dipulangkan dengan keadaan wajah bonyok. Belum diketahui siapa pelaku penculikan tersebut.
Usai kejadian itu, pada Rabu, 28 Maret 2018, pos dan mobil operasional PP di Jalan Gamprit Raya, Pondok Gede dibakar 30 orang berbadan tegap yang mengendari 15 sepeda motor.
Ormas Pemuda Pancasila pun berinisatif datang ke Halim untuk menemui pihak TNI AU, pada Kamis, 28 Maret 2018. Saat itu ormas Pemuda Pancasila bertemu dengan Letkol Dedi Yon 461. Saat itu ada kesepakatan damai meskipun secara lisan.
"Pertemuan itu secara lisan menyepakati kata damai," katanya.
Sebelumnya, Kapolres Metro Bekasi Kota, Kombes Indarto mengungkapkan adanya kesepakatan damai antara Ormas PP dan TNI AU tersebut.
"Sudah dilakukan pertemuan, hasil yang disepakati damai," katanya kepada Kriminologi.id, Minggu, 1 April 2018.
Menurut dia, meski Ormas PP dan TNI AU telah sepakat berdamai, proses penegakan hukum pelaku pengeroyokan tetap dilakukan. Ke-15 pelaku pengeroyokan sudah berstatus tersangka. Satu sudah ditangkap sementara 14 lainnya masih buron alias masuk daftar pencarian orang (DPO).
"Proses hukum masih berlanjut dan kami masih melakukan pencarian terhadap tersangka kasus 170 TNI yang ditimpuk durian," ujar Indarto.
Belum diketahui isi kesepakatan damai antara kedua belah pihak. Sementara Ketua Pemuda Pancasila (PP) Cabang Pondok Gede, Ousner Chan Sirait membenarkan pertemuan dengan pihak TNI AU, namun Chan enggan membeberkan hasil pertemuan di Halim tersebut.
"Kami sudah berkordinasi dengan AU, tapi untuk hasilnya seperti apa ke Ketua PP Kota Bekasi saja," katanya kepada Kriminologi.id saat dikonfirmasi, Minggu, 1 April 2018.
Kasus bermula saat 15 anggota ormas Pemuda Pancasila memalak dan meminta 9 buah durian kepada pemilik lapak yang merupakan anggota TNI AU Praka Ade Septianto dan Praka Hendrik Kereh.
Praka Ade dan Praka Hendrik menolak memberi karena meminta terlalu banyak. Kesal 15 anggota Pemuda Pancasila itu kemudian menganiaya Ade hingga wajahnya bolong akibat dihantamkan Durian.
Saat ini kepolisian baru mengamankan satu orang pelaku bernama Ade (19), sementara 14 rekannya masih menjadi buronan kepolisian.
Sumber : kriminologi.id
