Buntut Pungutan di SDN 034 Tarai Bangun, Siswa Takut Sekolah

Buntut Pungutan di SDN 034 Tarai Bangun, Siswa Takut Sekolah
ilustrasi (int)

TAMBANG, RiauAktual.com - Akibat adanya pungutan untuk pembangunan WC sekolah sebesar 50.000,- per wali mrid di SD Negeri 034 Tarai Bangun Kecamatan Tambang, membuat Pak Cik (55) pusing kepala. Betapa tidak, dia mempunyai dua anak yang bersekolah di SDN 034 ini, yaitu di kelas dua dan kelas lima.  Menurut pengakuan Pak Cik kepada reporter RiauAktual.com, Jum’at (05/04/2013) mengatakan, akibat adanya surat edaran yang meminta sumbangan itu, anaknya yang kelas lima sekolah tersebut tidak mau datang ke sekolah.

Dikatakannya, bahwa dia sudah menyuruh anaknya untuk pergi ke sekolah, tetapi anaknya tidak mau karena selalu ditagih uang sumbangan tersebut. Sementara anaknya yang kelas dua SD tetap bersekolah seperti biasanya. Menurut pengakuan Pak Cik, kedua anaknya yang bersekolah di SD tersebut mendapatkan surat edaran untuk sumbangan, yang berarti menurut dia, dia harus membayar sebesar Rp. 100.000,-

“Orang seperti saya uang sebesar itu sangat berarti, karena saya hanya pekerja serabutan yang mengandalkan tenaga mengangkat kayu api dikilang orang. Saya berharap ada kebijakan sekolah untuk orang miskin seperti saya ini,” ujarnya berharap.

Sementara itu Edi (48) salah seorang wali murid kelas 6 menyatakan bahwa anaknya tidak mendapat surat edaran untuk sumbangan pembangunan WC tersebut. Menurutnya sumbangan untuk pembangunan WC sekolah tersebut sudah pernah dilakukan saat sekolah tersebut didirikan pertama kalinya, yaitu menyumbang Rp.30.000,-, namun kalau saat ini diminta juga menurutnya sudah dua kali sumbangan pembangunan WC itu.

Sementara itu, tokoh pemuda setempat, Agus Utari (32 ) menyatakan sangat menyayangkan sekolah melakukan pungutan tersebut. Menurutnya sekolah dan komite harus peka terhadap lingkungan sekolah yang berada pada lingkungan masyarakat yang sebahagian besar kurang mampu.

“Sebahagian besar masyarakat  disini bekerja  sebagai petani dan buruh harian, sehingga uang sebesar Rp.50.000,- itu sudah mampu untuk menghidupi mereka  selama tiga hari. Seharusnya sekolah mengerti dengan kondisi masyarakatnya dan jangan terlalu memaksakan suatu pembangunan yang memberatkan orangtua murid,” ujarnya mengingatkan.

Laporan: Rivaldo
Editor: Riki
Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index