Riauaktual.com - Alam semesta sangat luas sehingga hampir tidak mungkin bisa dibayangkan bagaimana melihatnya dalam satu gambar. Akan tetapi, seseorang diklaim menciptakan sebuah gambar yang menunjukkan alam semesta dalam satu gambar.
Dilansir Independent, Rabu (8/11/2017), Pablo Carlos Budassi, seorang musisi menggabungkan apa yang tampak sebagai objek alam semesta dalam satu bidang pandang. Ia melibatkan peta logaritmik alam semesta dari Princeton serta gambar dari NASA.
Dia membuat sebuah gambar yang memperlihatkan alam semesta yang dapat diamati dalam satu cakram. Dalam gambar itu, matahari dan tata surya berada di pusat gambar, diikuti oleh cincin luar galaksi Bima Sakti, lengan Perseus dari Bima Sakti, cincin dari galaksi terdekat seperti Andromeda.
Selain itu, ada pula sisa dari kosmik, kosmis radiasi latar belakang microwave sisa dari 'big bang' dan akhirnya cincin plasma juga dihasilkan oleh big bang.
Logaritma membantu manusia memahami jumlah yang besar, dan dalam kasus ini, jarak yang sangat jauh. Alih-alih menunjukkan semua bagian alam semesta pada skala linier, masing-masing potongan lingkaran mewakili bidang pandang.
Itulah sebabnya seluruh alam semesta yang bisa diamati bisa muat di dalam lingkaran. Budassi kabarnya mendapatkan ide ini setelah membuat 'hexaflexagons' untuk anaknya yang berulang tahun.
Alam Semesta Semakin Meluas
Pada 1925, astronom Amerika Serikat bernama Edwin Hubble mengemukakan bukti hasil pengamatannya bahwa semua galaksi akan saling menjauh mundur antara satu dengan yang lain. Ini menyiratkan bahwa alam semesta terus berkembang.
Dalam buku 'Alquran vs Sains Modern menurut Dr Zakir Naik' karya Ramadhani dkk menjelaskan bahwa perkembangan alam semesta ini merupakan fakta ilmiah.
Seperti yang juga telah diungkap Harun Yahya bahwa Edwin Hubble telah membuat penemuan paling penting dalam sejarah astronomi, yaitu saat ia mengamati antariksa menggunakan teleskop raksasanya.
Ia menemukan fakta bahwa cahaya sejumlah bintang bergeser ke arah ujung merah spektrum, dan pergeseran itu sangat berkaitan dengan jarak antara bintang-bintang tersebut dengan Bumi.