Ciptakan demo super damai dan menyejukkan di 2 Desember

Ciptakan demo super damai dan menyejukkan di 2 Desember
GNPF MUI dan Polri konpers demo 2 Desember. ©2016 Merdeka.com/Muhammad Luthfi Rahman

NASIONAL (RA) - Aturan main saat demonstrasi 2 Desember nanti akhirnya ada titik temu. Larangan salat Jumat di jalan protokol disetujui Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI dengan berbagai syarat. Intinya, demo dilakukan secara damai dan tak ada tujuan makar.

Kesepakatan diambil setelah terjadi tarik menarik. Kemarin, Kapolri Jenderal Tito Karnavian melakukan dialog dengan beberapa tokoh di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI). Hadir di antaranya, Ketua Dewan Pembina GNPF MUI Habib Rizieq Syihab, Ketua Umum MUI KH Ma'ruf Amin dan KH. Abdullah Gymnastiar.

"GNPF MUI dan Polri sepakat bahwa aksi bela Islam 3 tetap digelar pada Jumat 2 Desember 2016 dalam bentuk aksi unjuk rasa yang super damai," kata Rizieq.

Dalam aksi akan digelar zikir dan doa keselamatan negeri, serta tausiah di lapangan Monumen Nasional (Monas). Demo dimulai pukul 08.00 WIB hingga selesai salat Jumat. Peserta aksi masing-masing diminta membawa sajadah.

"Kami sepakat akan digelar zikir dan doa untuk keselamatan negeri di Lapangan Monas dan sekitarnya," tuturnya, seperti dikutip dari merdeka.com.

Dia memberi syarat untuk melaksanakan salat Jumat di Monas. Rizieq tak ingin jutaan umat yang ikut aksi akan berhimpit-himpitan saat keluar seperti di Masjid Istiqlal usai salat.

Syarat pertama diminta adalah agar pintu di Monas dibuka seluruhnya, lalu disiapkan pintu darurat untuk evakuasi, mobil ambulans dan logistik. Lalu adanya posko medis, tempat ambil wudhu serta toilet.

Jenderal Tito Karnavian mengingatkan peserta aksi bela Islam 3 yang datang ke Jakarta agar benar-benar memiliki niat tulus. "Pesan saya, datang dengan niat yang tulus, niat melakukan ibadah yang sangat suci. Karena ini kemasannya adalah zikir, tausiah, doa dan salat Jumat. Semua hubungan kita manusia dengan Allah. Tolong diniatkan yang baik, datang, jangan sampai mengganggu," kata Tito.

Masyarakat juga tidak perlu khawatir ada potensi tindakan anarkis dalam Aksi Bela Islam III. Sebab, Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) sebagai inisiator aksi sudah berjanji pada pihak kepolisian bahwa Aksi Bela Islam III berlangsung damai.

"Masyarakat Jakarta jangan takut, khawatir karena ini sudah jadi itikad, komitmen dan janji penyelenggara untuk tidak melaksanakan kegiatan yang sama sekali anarkis. Betul-betul kegiatan ini super damai, keagamaan," kata Tito.

Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) Bachtiar Nasir mengeluarkan imbauan peserta agar tak membawa segala jenis senjata tajam.

"Karena ini aksi bela Alquran, tunjukan dengan akhlak Alquran, jangan bawa senjata tajam, bambu runcing atau benda-benda lain yang bisa mengancam," kata Bachtiar dalam konferensi pers di Kantor Pusat MUI, Jakarta, Senin (28/11).

Bachtiar mengatakan umat Islam yang tidak sanggup hadir tak perlu memaksakan diri. Menurut dia, mereka cukup menggelar doa bersama di masjid di lingkungannya masing-masing.

Sementara bagi umat Islam yang siap mengikuti aksi diharapkan hadir lebih awal sebelum salat Subuh. "Yang berada di Jakarta mulai dengan salat Subuh bersama," ujar dia.

Jika ada gerakan pada tanggal 2 Desember dan dilakukan di luar kesepakatan dinyatakan bukan bagian aksi bela Islam 3. Polisi pun berhak menjalankan kewajiban mengambil langkah antisipasi dan mengatasinya.

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index