NASIONAL (RA) - Komitmen Setya Novanto untuk tidak mengganggu Ade Komaruddin dari jabatan ketua DPR dipertanyakan. Pasalnya, dulu saat terpilih menjadi ketua umum partai beringin di Munas Bali, Novanto berjanji tidak ingin kembali menjadi orang nomor satu di parlemen itu.
"Harusnya komitmen-komitmen itu dipegang," kata politisi muda Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia di Menteng, Jakarta Pusat, kemarin, seperti dikutip dari rimanews.
Pasca Munas Bali, Mei 2016, kepada wartawan di gedung DPR, Jakarta, politikus Partai Golkar Firman Soebagyo mengatakan Setya Novanto dan Ketua Dewan Pembina Aburizal Bakrie sudah memberikan garansi bahwa Ketua DPR tetap dipegang Akom. Posisi itu sebagai imbalan terhadap Akom yang mundur dari pencalonan Ketua Umum Golkar ketika Munas.
Doli menegaskan, seharusnya Novanto tidak perlu ngotot kembali menjabat sebagai Ketua DPR RI. Sebab, putusan Mahkamah Konstitusi yang menyatakan rekaman suara kasus papa minta saham tidak sah, tidak ada hubungannya dengan persoalan etika Novanto.
Lagipula, katanya, sejak dualisme perpecahan partai, Golkar membutuhkan energi baru untuk memulihkan konsolidasi internal. Dan, pembagian posisi antara Ade Komaruddin sebagai Ketua DPR, dan Novanto sebagai Ketua Umum Partai, sudah membawa Golkar ke arah perbaikan.
"Sekarang jadi kembali pada hal-hal kecil, rebutan kursi dan proyek. Partai ini menjadi sulit diharapkan," tandasnya.
