RIAU (RA) - Puluhan Muslimah Hizbut Tahrir, Jum'at (28/10) mengadakan orasi damai terkait hasil kesepakatan peserta kongres mahasiswi islam untuk peradaban II (2016).
Adapun inti dari aksi tersebut meminta lembaga Dewan yang mewakili masyarakat mendukung reaktualitas peran hakiki intelektual muda untuk mewujudkan kembali peradapan islam.
"Kita ajak semua komponen masyarakat khususnya intelektual muda untuk "back to muslim Identity" yaitu mengkaji dan memahami islam secara kaffah, berkepribadian islam dan terus menyuarakan kebenaran ideologi islam," ucap kordinator aksi Irene Katrin Purba.
Dikatakan lagi, Muslimah Hizbut Tahrir juga berharap semua pihak menyadari hanya dengan islam dan sistem khilafah lah potensi intelektual muda bisa diarahkan pada kebangkitan bangsa.
"Karena islam membekali mereka dengan pemikiran benar tentang solusi seluruh masalah kehidupan dan menyiapkan pemberdayaan kaum muda sebagai pemimpin masa depan," ucapnya.
Disamping itu dihimbau juga, kepada intelektual muda untuk mengaktualisasikan peran hakikinya sebagai penjaga islam terpercaya dengan berjuang menegakkan kembali peradaban islam dalam khilafah' ala minhaj nubuwwah.
"Oleh karnanya kita meminta pemerintah untuk turut mncerdaskan intelektual muda berbasis aqidah islam dan syariat secara kaffah serta metode shohih penegakkannya sehingga intelektual muda tidak terjebak pada aksi kekerasan dan terorisme," ujar irene.
Disamping itu, Muslimah Hizbut Tahrir juga meminta pemerintah bersama-sama menolak sistem kapitalisme demokrasi yang telah terbukti menjadi penyebab krisis identitas pemuda muslim, menumbuhsuburkan kerusakan moral, dan menjadikan pemuda muslim sebagai duta sekuler liberal jauh dari peran hakikinya sebagai seorang muslim. (DWI)
