RIAU (RA) - Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Riau, Syafril Tamun menyayangkan kenapa dirinya selalu disalahkan. Padahal dalam bekerja dirinya telah mengikuti tahapan dan prosedur.

Hal tersebut terkait tidak masuknya anggaran pembangunan Jembatan Siak IV Pekanbaru. Kepada wartawan Syafril Tamun membantah kalau pihaknya tidak memasukan anggaran sebesar Rp22 miliar di APBD-P 2016 untuk dana awal Jembatan Siak IV.

Syafril menceritakan, sebelum melakukan rapat dengan Badan Anggaran dirinya dihubungi pihak Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Riau agar pelaksanaan pembangunan Jembatan Siak IV dilanjutkan 2017.
 
"Saya setuju usulan tersebut. Makanya saya tidak masukan di APBD-P saat rapat dengan Banggar. Tapi di Banggar malah bertanya, kenapa tidak dimasukan, dan saya jawab usulan Bappeda seperti itu," kata Syafril Tamun, Kamis (13/10).
 
Secara prosedur dirinya telah mengikuti tahapan, namun dia menyayangkan kenapa selalu disalahkan.  Apalagi saat rapat Banggar bersama Komisi D DPRD, terdapat anggaran sebesar Rp22 miliar untuk Jembatan Siak IV, padahal pihaknya sebelumnya mengusulkan Rp22,66 miliar.
 
"Saya patuh apa yang dikatakan Bappeda. Saya tidak tau soal politisi, karena saya orang pekerja. Makanya saya kaget saat angka itu muncul di Komisi D, karena kita sepakat dimasukan di ABPD 2017. Sedangkan uang Rp22,66 miliar itu saya usulkan untuk tahap awal penyediaan ponton penyeberangan, pemasangan rangka dan pilon. Tapi angka yang di Komisi D untuk jalan dan oftit. Sata tanya ke staf merka tidak ada mengusukan untuk itu," keluhnya. (dr)