NASIONAL (RA) - Sebanyak sembilan Warga Negara Indonesia (WNI) yang disandera kelompok militan Abu Sayyaf di Filipina hingga kini belum diketahui kabarnya.
Eks Kepala Badan Intelijen Strategis (Kabais) TNI, Soleman Ponto berharap, pemerintah bisa bertindak tegas dengan cara yang cukup ekstrim, yakni menawan dan memberi ultimatum ke kelompok tersebut.
"Nah itu kan penyanderaan belum selesai sampai saat ini, kita tidak punya jalan lain apakah harus membayar atau apa. Kalau mau main begitu kita culik baliklah orang sana, nanti tuker-tukeran," ujar Ponto saat berbincang dengan Okezone, Kamis (8/9/2016) malam.
Menurutnya, penyanderaan terhadap sembilan WNI tersebut sudah terlalu berlarut-larut dan tidak pernah ada jalan keluarnya. Sehingga perlu ada penekanan dengan cara menculik kembali satu di antara mereka. "Mau bagimana lagi, itu cara intelijen, enggak ada jalan lain.
Kita hilang satu, dia juga hilang satu. Nah nanti barter. Barter dong, pas kan," jelas Ponto. Ia menilai, cara diplomasi antarnegara sudah tidak bisa lagi dilakukan.
Justru, kelompok tersebut kembali melakukan penyanderaan yang sama terhadap warga Indonesia dalam waktu berdekatan. "Apakah kita hanya menjadi roti yang enak digigit terus, entar dulu. Sudah tiga kali loh. Masa dilecehin gitu, sudah tiga kali loh," protesnya.
"Nah itu sebenarnya gampang, di Indonesia ada GAM, atau kelompok Santoso yang menculik, jadi dimanfaatin, kelompok Santoso kita adu aja dengan kelompok teroris sana. Kan logis," tandasnya. (okezone.com)
Follow WhatsApp Channel RiauAktual untuk update berita terbaru setiap hari
