SIAK (RA) - Terkait penerapan sekolah sehari penuh (full day school) atau FDS di semua sekolah untuk tingkat SMP maupun SMA, yang dicetuskan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, mendapat penolakan dari orang tua murid di Kabupaten Siak.

Salah seorang orang tua murid, Herman Tarigan, warga Kecamatan Dayun mengatakan, kebijakan FDS jika dipaksakan sangat bertentangan dengan hati nurani rakyat. Sebab kebijakan itu sangat membebankan si anak dalam belajar.

"Sekarang ini saja dengan penerapan kurikulum 2013 saja sudah cukup berat dirasakan oleh siswa. Termasuk kami para orang yang selalu ikut bersama anak mengerjakan PR yang disuruh oleh guru. Apalagi lagi kalau sempat kebijakan Menteri Pendidikan dan kebudayaan memberlakukan proses belajar seharian, jelas ini memberatkan," ujar Herman.

Dia menilai, selain menghambat waktu anak untuk bermain, kebijakam Menteri Pendidikan itu juga menghambat siswa belajar di luar sekolah.

"Inilah susahnya negara ini. Berganti pejabat, aturannya pun ikut berganti. Walaupun ini belum diberlakukan, tapi kami orang tua merasa kebijakan itu tidak memikirkan efek sampingnya," tukasnya.

"Harusnya, pemerintah dalam hal ini Menteri Pendidikan dan Kebudayaan harus bisa melihat semua aspek. Baik dari sisi fasilitas sekolah, daerah, pengajar, dan kemampuan siswa serta latar belakang orang tua murid yang semua berbeda," imbuhnya.

Jangan sampai siswa akan jenuh dan stres karena tidak mendapatkan waktu untuk bersosialisasi dengan lingkungan di tempat tinggalnya. Pemerintah juga harus melihat lebih jauh karena situasi di perkotaan dan pedesaan sangat berbeda.

"Tidak semua sekolah memiliki fasilitas yang memadai dan memiliki pengajar yang cukup. Banyak daerah di pedalaman yang hingga saat ini juga masih kekurangan pengajar," pungkasnya. (Jas)