ACEH (RA) - Banjir bandang yang menerjang sejumlah kawasan di Kabupaten Aceh Tamiang meninggalkan kerusakan masif, terutama pada lahan perkebunan kelapa sawit milik masyarakat.
Ratusan hektar kebun sawit dilaporkan rusak berat setelah tertimbun lumpur dan terseret kayu gelondongan yang ikut hanyut bersama arus deras banjir bandang beberapa waktu lalu.
Ketua Apkasindo Aceh Tamiang, Muhammad Irwan, mengungkapkan bahwa hantaman banjir kali ini memberikan pukulan telak bagi para petani.
Banyak tanaman sawit, katanya, tidak dapat diselamatkan karena terkubur material banjir hingga mati total.
"Benar sekali, banyak tanaman mati semua karena tertimbun tanah. Rata-rata masyarakat di Aceh Tamiang adalah petani kebun, dan kebun sawit menjadi tempat bergantung hidup mereka selama ini," ujar Irwan, Sabtu (27/12/2025).
Anggota DPR Kabupaten Aceh Tamiang ini menjelaskan, kerusakan terparah terjadi di Kecamatan Bandar Pusaka dan Kecamatan Sekerak.
Wilayah lain seperti Rantau, Kejuruan Muda, dan Tenggulun juga turut merasakan dampak dari banjir bandang yang datang secara tiba-tiba tersebut.
Bagi masyarakat Aceh Tamiang, bencana ini bukan hanya soal kerusakan fisik, melainkan ancaman serius terhadap sumber penghidupan.
Pasalnya, sawit menjadi tumpuan ekonomi bagi sebagian besar warga, sehingga rusaknya kebun berarti hilangnya pendapatan utama yang selama ini menopang kebutuhan keluarga.
Irwan berharap pemerintah dan lembaga terkait segera turun tangan, terutama Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP). Menurutnya, perhatian dan dukungan bagi petani sawit mutlak diperlukan agar mereka bisa kembali bangkit setelah bencana.
"Harapan kita, pihak BPDP dapat melihat langsung kondisi petani sawit yang sehari-harinya bergantung dari hasil panen. Semoga ada perhatian dan dukungan agar perekonomian petani sawit bisa bangkit kembali," tambahnya.
Saat ini, masyarakat menantikan langkah cepat berupa pendataan kerusakan, penyaluran bantuan, serta program pemulihan ekonomi.
Aksi nyata dari pemerintah diharapkan mampu mempercepat pemulihan kehidupan para petani yang terdampak parah oleh banjir bandang tersebut.
