KUANSING (RA) - Penertiban penambangan emas tanpa izin (PETI) di Kuantan Singingi tidak berhenti pada momen Festival Pacu Jalur 2025.
Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan menegaskan bahwa operasi akan terus berlanjut sebagai upaya menjaga kelestarian Sungai Kuantan dari kerusakan lingkungan akibat aktivitas tambang ilegal.
"Banyak masyarakat yang mengira penertiban ini hanya untuk kepentingan Pacu Jalur. Saya pastikan tidak begitu. Operasi ini akan terus berlanjut, bahkan setelah festival selesai," kata Irjen Herry Heryawan, Kamis (21/8/2025).
Selama operasi cipta kondisi pada 31 Juli-13 Agustus 2025, Polda Riau bersama Polda Sumbar berhasil menyita 234 unit dompeng dan menangkap 16 tersangka pelaku PETI.
Sejumlah lokasi juga telah dipasangi plang penyegelan sebagai tanda larangan aktivitas tambang ilegal.
"Insyaallah, setiap titik yang sudah disegel akan kita awasi. Jika masih ditemukan aktivitas ilegal, akan ada penegakan hukum yang tegas dan berkeadilan," tegas Herry.
Jenderal bintang dua itu menjelaskan, penindakan PETI bukan hanya soal penegakan hukum, tetapi juga menyangkut isu lingkungan hidup yang kini menjadi perhatian global.
Menurutnya, aktivitas penambangan emas ilegal telah mencemari Sungai Kuantan dengan merkuri dan mengubah warna air sungai.
"Dari hasil pantauan, kondisi Sungai Kuantan memang sudah berubah. Airnya keruh akibat tercemar bahan kimia berbahaya. Ini bukan hanya merugikan masyarakat lokal, tetapi juga mencoreng citra daerah kita di mata dunia," ujarnya.
Kapolda Riau juga menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang mendukung operasi penertiban sekaligus menjaga jalannya Festival Pacu Jalur 2025 agar tetap aman dan kondusif.
"Pacu Jalur kini sudah mendunia. Karena itu, menjaga kebersihan sungai sama artinya menjaga marwah Riau dan Kuansing," pungkasnya.
#Kapolda Riau
#POLDA RIAU
