PEKANBARU (RA) – Kepala Dinas Perkebunan (Kadisbun) Provinsi Riau, Syahrial Abdi, mengungkapkan sejumlah persoalan yang masih membelit sektor perkebunan sawit rakyat.
Hal itu ia sampaikan saat memberikan sambutan mewakili Gubernur Riau, Abdul Wahid, pada pembukaan Sawit Indonesia Expo (SIEXPO) 2025 di SKA Co Ex Pekanbaru, Kamis kemarin.
Menurut Syahrial, industri sawit di Riau masih menghadapi tantangan yang kompleks, mulai dari aspek legalitas, bibit, hingga rantai pasok.
"Sebagian kebun masyarakat masih berada dalam kawasan hutan, yang perlu dicarikan solusi secara adil dan berkelanjutan," ujarnya.
Selain itu, Syahrial menyoroti maraknya peredaran bibit palsu dan tidak bersertifikat, minimnya penerapan Good Agricultural Practices (GAP), serta banyaknya lahan yang belum memiliki Sertifikat Hak Milik (SHM).
Dia juga menyebut rendahnya jumlah kelembagaan pekebun yang bersertifikat Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) sebagai hambatan besar menuju perkebunan berkelanjutan.
Persoalan lain yang dihadapi petani adalah rantai pasok yang panjang dan kurang efisien, serta terbatasnya akses pembiayaan ke perbankan.
"Tantangan-tantangan ini tidak bisa diselesaikan secara sendiri-sendiri. Dibutuhkan kolaborasi antara pemerintah, swasta, asosiasi, dan tentunya petani," tegasnya.
