Pengamat Apresiasi Langkah Pemko Pekanbaru Tertibkan Baliho

Pengamat Apresiasi Langkah Pemko Pekanbaru Tertibkan Baliho
Pengamat Tata Kota sekaligus Akademisi Universitas Islam Riau, Mardianto Manan.

PEKANBARU (RA) - Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru berkomitmen untuk menertibkan baliho yang tidak berizin di seluruh jalan protokol.

Penertiban ini tidak hanya terbatas pada Jalan Jenderal Sudirman, melainkan mencakup seluruh wilayah secara menyeluruh dan adil.

Menanggapi hal tersebut, Pengamat Tata Kota Mardianto Manan mengapresi langkah yang diambil Wali Kota Pekanbaru Agung Nugroho tersebut.

Dikatakannya persoalan baliho itu sudah mulai dikritiknya sejak tahun 2018 lalu, namun tak kunjung ada tindakan nyata.

"Sejak 2018 saya selalu mengkritik. Sementara dia telah membuat berita acara agar bando dan baliho itu segera ditertibkan, tapi anak buahnya (Satpol PP) tidak mengindahkan hal itu. Makanya saya bilang kepada Wali Kota masa itu tidak diacuhkan oleh anak buahnya," kata Mardianto Manan, Rabu (6/8/2025).

Saat ini, dikatakan Mardianto Manan saat kepemimpinan beralih kepada Agung Nugroho yang terpilih pada Pilkada 2024 serentak, sosok itu berani mengambil langkah nyata.

"Alhamdulillah, sahabat kita waktu di DPRD jadi Wali Kota dan tegas untuk menertibkan segala papan reklame yang mengganggu wajah Kota Pekanbaru," katanya.

"Saya tentu sangat mengapresiasi kinerja Pemko Pekanbaru. Namun tetap lakukan penertiban tanpa tebang pilih, tanpa pandang bulu, sambar saja semuanya selagi itu melanggar," tambahnya.

Dirinya menyebutkan penataan baliho secara merata pada jalan protokol di Kota Pekanbaru, salah satunya Jalan Jenderal Sudirman merupakan langkah yang perlu diapresiasi. Karena jalan ini merupakan wajah dari Ibu Kota Provinsi Riau.

"Ini kan pusat kota, orang baru mendarat dari Bandara Sultan Syarif Kasim keluarnya ke Jalan Sudirman. Jalanan ini yang menjadi barometer sukses atau tidaknya Wali Kota memimpin daerahnya," sebutnya.

Dikatakan Akademisi Universitas Islam Riau itu, segala bentuk iklan harus diatur dalam penayangannya. 

Karena hal ini akan menyangkut pada beberapa aspek, diantaranya estetika kota, fungsi iklan sebagai identitas budaya, ataupun sebagai ajang penguasaan teknologi.

"Kalau iklan bernada tak benar, mengandung sara dan ajakan tak benar tentu merusak. Bisa saja nanti dibuat Perda agar lebih mengikat, jadi iklan itu harus mengandung unsur melayu atau identitas Kota Pekanbaru. Karena yang saya lihat Agung dan Markarius saat ini mengedepankan budaya melayu, seperti festival di Rumah Singgah Tuan Kadi," ucapnya.

Selain itu, penayangan iklan di suatu kota juga harus memperhatikan konstruksi dan keamanan. Karena menunjang keselamatan pengendara.

"Kinerja Agung Nugroho dalam penertiban baliho ini sudah berada di angka 8 per 10. Masih ada yang perlu dibenahi, seperti iklan yang ditayangkan di sekolah, di masjid ataupun tempat tertentu tolong dijaga bentuk dan keestetikaannya," ungkap Mardianto Manan.

Mardianto Manan menyebutkan kesuksesan birokrasi dalam suatu daerah dapat dilihat dari beberapa hal. Mulai dari kondisi transportasi, penayangan iklan pada baliho atau papan reklame dan tata kelola tata ruang.

"Jika tiga hal ini sudah dikaji, makanya kita akan tahu bagaimana branding wali kotanya. Ada beberapa buku yang saya baca, kalau kita ingin melihat wajah Wali Kota maka lihatlah tampilan kotanya," ucap Mardianto Manan.

Follow WhatsApp Channel RiauAktual untuk update berita terbaru setiap hari
Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index