PEKANBARU (RA) – Sebanyak 100 petani sawit plasma dari Kabupaten Siak baru saja pulang dari kunjungan belajar (study banding) ke Desa Cikawung, Indramayu, Jawa Barat.
Kegiatan yang berlangsung pada 3 hingga 6 Juli 2025 ini bertujuan mengenalkan secara langsung praktik budidaya padi Gogo, komoditas pangan yang kini tengah didorong pemerintah sebagai bagian dari program ketahanan pangan nasional di sektor perkebunan kelapa sawit.
Perjalanan para petani ini difasilitasi oleh PT Inti Indosawit Subur (IIS) bekerja sama dengan BRK (Bank Riau Kepri) Syariah. Bukan sekadar kunjungan biasa, perjalanan ini diharapkan mampu membuka cakrawala baru bagi petani sawit yang tengah bersiap menjalani masa peremajaan kebun.
Katimin, Humas Forum Komunikasi Petani Plasma Kelapa Sawit (FKPPKS) Kebun Buatan, menyebut kegiatan ini menjadi ajang pembelajaran penting, terutama bagi petani yang belum pernah mengenal budidaya tumpang sari padi Gogo di areal kebun sawit.
"Tujuannya agar petani melihat langsung proses budidaya padi Gogo yang tepat meski ditanam di lahan sawit. Sekaligus memahami potensi pendapatan yang bisa diperoleh dari padi kering ini," ujarnya, Senin (7/7).
Langkah diversifikasi ini dinilai strategis. Pasalnya, masa peremajaan tanaman sawit bisa memakan waktu hingga tiga tahun, periode yang tidak menghasilkan buah dan otomatis membuat petani kehilangan penghasilan utama.
Dengan sistem tumpang sari padi Gogo, para petani berpeluang mendapatkan sumber pendapatan tambahan untuk menopang kebutuhan hidup sehari-hari selama masa tersebut.
Menariknya, peserta yang ikut dalam study banding ini terdiri dari berbagai latar belakang. Ada petani generasi pertama yang telah puluhan tahun berkecimpung di perkebunan sawit, dan juga generasi kedua yang masih merintis serta membutuhkan pengalaman lapangan lebih luas.
"Kami juga mendapat pendampingan dari dinas terkait. Harapannya, apa yang kita pelajari ini bisa mendukung suksesnya program ketahanan pangan nasional yang dicanangkan Presiden Prabowo, khususnya di wilayah perkebunan sawit," tutup Katimin.
