PEKANBARU (RA) – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau mencatat bahwa pupuk masih menjadi komoditas utama dalam struktur impor nonmigas Riau sepanjang Januari hingga Mei 2025.
Nilai impornya tercatat mencapai USD 134,72 juta, atau menyumbang 21,37 persen dari total impor nonmigas Riau selama periode tersebut.
Kepala BPS Riau, Asep Riyadi, menjelaskan bahwa kontribusi pupuk dalam struktur impor Riau masih menjadi yang tertinggi dibandingkan komoditas lainnya.
"Dibandingkan dengan produk lainnya, kontribusi impor pupuk masih mendominasi, bahkan lebih tinggi dari impor kayu dan barang dari kayu serta bubur kayu (pulp),” ujarnya, Kamis (3/7/2025).
Untuk perbandingan, nilai impor kayu dan barang dari kayu tercatat sebesar USD 79,52 juta (12,61 persen), diikuti oleh bubur kayu (pulp) sebesar USD 79,27 juta (12,57 persen), dan mesin-mesin/pesawat mekanik sebesar USD 62,61 juta (9,93 persen).
Namun, secara tahunan (year-on-year/yoy), impor pupuk mengalami penurunan. Pada periode Januari–Mei 2024 lalu, nilai impor pupuk tercatat USD 145,17 juta, turun sebesar 30,82 persen pada tahun ini.
Penurunan juga terjadi secara bulanan (month-to-month/mom). Impor pupuk Riau pada April 2025 mencapai USD 40,76 juta, namun merosot tajam menjadi hanya USD 16,52 juta pada Mei 2025. Ini berarti terjadi penurunan sebesar 59,47 persen dalam satu bulan.
BPS mencatat, sepanjang Januari hingga Mei 2025, total nilai impor Riau tercatat sebesar USD 676,11 juta. Yang terdiri dari impor migas sebesar USD 45,67 juta dan impor nonmigas sebesar USD 630,44 juta.
