Nurul Arifin Minta Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Israel-Iran

Nurul Arifin Minta Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Israel-Iran
Dialektika Demokrasi bertajuk 'Langkah Konkret Antisipasi Dampak Meluasnya Perang Israel-Iran', di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (26/6/2026).

JAKARTA (RA) - Anggota Komisi I DPR RI Nurul Arifin berharap pemerintah menyiapkan langkah konkret dalam mengantisipasi dampak dari konflik Israel-Iran. Pemerintah diingatkan agar aktif mendorong gencatan senjata melalui keanggotaan Indonesia di organisasi-organisasi dunia.

"Paling tidak di Asean misalnya negara-negara Islam di dunia dan juga di PBB," kata Nurul dalam Dialektika Demokrasi bertajuk 'Langkah Konkret Antisipasi Dampak Meluasnya Perang Israel-Iran', di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (26/6/2026).

Legislator dari Fraksi Partai Golkar ini juga meminta pemerintah ikut membantu mengakhiri perang melalui diplomasi kemanusiaan. Terlebih, dalam pembukaan UUD Indonesia, jelas ditegaskan jika penjajahan di atas dunia harus dihapuskan.

"Kita tidak ingin ada penjajahan dan  peperangan di muka bumi ini begitu paling tidak menyediakan bantuan dan perlindungan terhadap warga sipil terdampak perang," katanya.

Nurul juga mengungkapkan langkah konkret lain yang mesti dilakukan pemerintah dalam merespons kemungkinan dampak terburuk dari perang Israel-Iran, yakni melakukan mitigasi dalam negeri. Pemerintah harus bisa menjaga stabilitas harga energi.

Termasuk, mencegah penyebaran paham ekstrem melalui ruang digital. Selain itu, kata Nurul, dampak terburuk dari perang sudah seharusnya digaungkan semua pihak, khususnya orang yang aktif dalam politik maupun media.

"Setiap individu yang konsern pada perdamaian di muka bumi ini seharusnya selayaknya lah kita menyuarakan dampak dari perang itu seperti apa," katanya.

Sementara Wakil Ketua Komisi I DPR RI Sukamta berharap semua pihak dapat menahan diri guna menghindari meningkatnya eskalasi perang.

"Israel, AS, dan Iran mudah-mudahan mereka bisa mengukur persoalannya karena sekarang ini situasinya sebetulnya sudah cukup win-win di antara situasi yang kondisinya, meski AS dan Israel sudah melakukan tindakan yang dapat menghambat proses pengayaan uraniumnya Iran," ujar  Sukamta.

Sukamta mengatakan, selama 78 tahun, Israel telah memoles citra media dengan mengendalikan opini dan narasi dunia seolah-olah merekalah korban.

"Memang dulu korban holokaus tetapi kemudian sekarang melakukan apa yang dulu dilakukan oleh Nazi pada mereka sekarang tiba-tiba mata dunia penduduk awam dunia bukan para pimpinan-pimpinan elit dunia penduduk awan dunia ini melihat sisi yang selama ini ditutup-tutupi dengan sangat rapat oleh Israel," kata Sukamta lagi.

Follow WhatsApp Channel RiauAktual untuk update berita terbaru setiap hari
Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index