PEKANBARU (RA) - Kabar menggembirakan datang dari sektor pertanian Riau. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) pada Mei 2025 mengalami kenaikan menjadi 187,75 atau naik 0,73 persen dibandingkan April 2025 yang sebesar 186,40.
Kepala BPS Riau, Asep Riyadi, menjelaskan bahwa kenaikan ini mencerminkan peningkatan kesejahteraan dan daya beli petani secara umum, karena harga komoditas yang mereka terima mengalami kenaikan, sementara pengeluaran menurun.
"Naiknya NTP ini dipengaruhi oleh peningkatan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) sebesar 0,50 persen, serta turunnya Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) sebesar 0,23 persen," ujar Asep dalam keterangan resminya, Selasa (3/6/2025).
Asep menambahkan, dari 10 provinsi di Pulau Sumatera, sebanyak tujuh provinsi mengalami kenaikan NTP. Riau berada di posisi kedua tertinggi dengan NTP 187,75, tepat di bawah Bengkulu yang mencatat NTP sebesar 200,19.
Sementara itu, tiga provinsi lainnya mengalami penurunan, dengan penurunan terdalam terjadi di Kepulauan Riau sebesar 2,44 persen.
Pada Mei 2025, BPS juga mencatat penurunan indeks harga konsumsi rumah tangga (IKRT) pertanian di Riau sebesar 0,36 persen. Hal ini turut meringankan beban pengeluaran rumah tangga petani.
"Penurunan ini terutama dipengaruhi oleh turunnya harga kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau sebesar 0,72 persen," jelas Asep.
Kelompok lain yang mengalami penurunan adalah Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar sebesar 0,05 persen serta Pakaian dan Alas Kaki sebesar 0,03 persen.
Namun demikian, beberapa kelompok mengalami kenaikan harga, seperti Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya (naik 0,35 persen), Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran (naik 0,21 persen), Transportasi (naik 0,17 persen), Kesehatan (naik 0,12 persen), dan Perlengkapan Rumah Tangga (naik 0,08 persen).
Selain NTP, Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Riau juga menunjukkan tren positif dengan kenaikan 0,38 persen, dari 183,21 pada April 2025 menjadi 183,90 di Mei 2025.
"NTUP ini meningkat karena Indeks Harga yang Diterima (It) petani naik 0,50 persen, meskipun biaya produksi (BPPBM) juga naik 0,12 persen," tambah Asep.
