BENGKALIS (RA) – Desa Simpang Ayam, yang terletak di Kecamatan Bengkalis, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, menyimpan potensi besar di sektor perkebunan karet dan kelapa sawit. Namun, terbatasnya data geospasial yang akurat menghambat perencanaan pembangunan desa yang efektif dan berkelanjutan.
Mengatasi kendala ini, tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Universitas Riau bersama mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KUKERTA) melakukan pemetaan potensi ekonomi desa melalui teknologi pemotretan udara pada 8 Agustus 2024 lalu.
Kegiatan ini dipimpin oleh Prof. Ir. Reni Suryanita, ST., MT., Ph.D, dengan anggota Yohannes Firzal, ST., MT., Ph.D, Randhi Saily ST., MT., Dra. Yenita Roza, PhD, dan Dr. Yessi Olivia, S.IP, Mint.Rel.
Mereka menggunakan drone dan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk mengumpulkan data geospasial yang diperlukan guna menunjang perencanaan pembangunan desa.
"Kegiatan ini bertujuan untuk mengumpulkan data bagi pengembangan Sistem Informasi Desa (SID) berbasis pemetaan udara di Desa Simpang Ayam, sebagai langkah meningkatkan kualitas data geospasial untuk perencanaan pembangunan yang partisipatif," terang Prof. Reni Suryanita.
Minimnya data terkait topografi, penggunaan lahan, dan infrastruktur desa selama ini menjadi tantangan dalam pengembangan SID di Desa Simpang Ayam.
Keterbatasan ini menyulitkan perangkat desa dalam perencanaan yang tepat dan berbasis informasi real-time.
Selain itu, masyarakat setempat juga sulit memahami potensi wilayahnya secara menyeluruh, yang berimbas pada rendahnya partisipasi dalam pembangunan desa.
Teknologi drone memberikan visualisasi lebih akurat mengenai kondisi geografis dan penggunaan lahan di Desa Simpang Ayam.
Data yang dikumpulkan kemudian diintegrasikan ke dalam SID, yang dapat diakses oleh perangkat desa dan masyarakat untuk pengambilan keputusan yang lebih terstruktur.
Kepala Desa Simpang Ayam, Yulfi Yendri, ST., M. URP, menyambut baik inisiatif ini.
"Kami berharap, dengan kontribusi dari tim Universitas Riau ini, perangkat desa dan masyarakat dapat memanfaatkan data geospasial yang lebih baik untuk mendukung perencanaan pembangunan desa yang tepat sasaran," ujarnya.
Diharapkan, SID berbasis data geospasial dari pemetaan udara ini dapat menjadi landasan bagi perangkat desa dalam merencanakan pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Teknologi ini diharapkan tidak hanya mendorong kemajuan Desa Simpang Ayam, tetapi juga menginspirasi desa-desa lain di Riau untuk mengoptimalkan potensi wilayah mereka melalui teknologi modern.