Riauaktual.com - Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru mengintensifkan pemeriksaan hewan kurban jelang Idul Adha 1444 Hijriah. Hewan kurban yang masuk ke kota ini wajib dilengkapi dengan surat kesehatan.
Hal ini agar mengantisipasi hewan kurban yang sakit dan layak untuk konsumsi bagi masyarakat. Belakangan banyak sapi yang terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK) dan LSD.
Pj Walikota Pekanbaru, Muflihun mengingatkan agar tidak ada hewan kurban yang sakit pada momen Idul Adha tahun ini. Dirinya meminta Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Kota Pekanbaru untuk memeriksa kondisi hewan kurban sebelum pemotongan.
"Jangan sampai ada sapi atau kambing sakit, tapi tetap kita kurbankan," kata Muflihun, Senin (26/6).
Ia berpesan agar para petugas dari distankan bisa menjalankan tugas dengan baik. Apalagi para petugas memantau langsung di lokasi pemotongan hewan kurban.
"Maka nanti bisa periksa betul kondisi kesehatan hewan yang dipotong di lokasi kurban," jelasnya.
Kepala Distankan Kota Pekanbaru melalui Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Herlandria mengatakan bahwa ada ratusan petugas terlibat melakukan pengawasan terhadap hewan kurban tahun ini.
Petugas akan mengawasi aktivitas pemotongan hewan kurban di seluruh titik wilayah kota. Pihaknya melibatkan sekitar 200 orang petugas untuk turun ke lapangan.
Para petugas ingin memastikan kesehatan hewan kurban yang dipotong saat Idul Adha dalam kondisi sehat.
Ada 100 orang mahasiswa dari UIN Suska dan petugas lainnya sebanyak 100 orang dari Persatuan Dokter Hewan Cabang Riau. Mereka sudah mendapat pembekalan untuk memeriksa hewan kurban.
Ratusan orang tersebut sudah menjalani pelatihan bagi penanganan dan pemeriksaan hewan kurban. Acara pelatihan ini berlangsung di BPP Kulim pada pekan kemarin.
"Ini langkah antisipasi kita untuk turun ke lapangan saat hari H Idul Adha," terangnya.
Diperkirakan kebutuhan hewan kurban pada tahun ini mencapai 10.000 ekor atau naik 15 persen dari tahun lalu. Sementara hewan kurban yang sudah masuk Pekanbaru berkisar 7.000 ekor lebih. Mereka mengaku baru memeriksa 2.121 ekor hewan kurban.
Hewan kurban berupa sapi ini didatangkan dari Kabupaten Kampar, Kuantan Singingi, Rokan Hulu, ataupun provinsi tetangga seperti Sumatera Barat dan Lampung.